Bisnis.com, MANGUPURA— Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati meminta para pelaku bisnis untuk melakukan kalkulasi terhadap risiko yang timbul karena adanya perang dagang antara China dan Amerika serikat.
Menurutnya, akibat perang dagang yang terjadi sejak 2018 lalu ini membuat pertumbuhan ekonomi di beberapa negara Asia dan Eropa terus menurun.
Meski begitu, Indonesia patut bersyukur karena hingga saat ini pertumbuhan ekonominya masih terjaga diatas 5%. Dirinya mencontohkan negara China dan India yang menurut data IMF pertumbuhan ekonomi kedua ini turun dibawah 6%.
"Artinya ini masih bagus jika dibandingkan dengan negara lain," ujarnya di sela-sela kegiatan The 1st ASEAN CPA Conference - Broaden The Horizon di Inaya Putri Nusa Dua, Bali, Rabu (16/10/2019).
Menurut data IMF merevisi pertumbuhan ekonomi secara global dari 3,2% menjadi 3,0% akibat perang dagang China-Amerika.
Sri Mulyani meminta kepada para pelaku usaha dan industri untuk melakukan beberapa hal agar pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap terjaga di atas 5%.
"Misalnya konsumsi tetap dijaga, konfiden serta daya belinya. Termasuk ramah tidaknya terhadap dunia investasi," katanya.
Dengan begitu, hal ini bisa meningkatkan masuknya Penanaman Modal Asing (PMA) ke Indonesia yang selama ini masih rendah.
"Bapak Presiden Jokowi dalam beberapa kesempatan sering menyampaikan bahwa pihaknya ingin mempermudah perizinan investasi di Indonesia sehingga kedepan pertumbuhan investasi semakin banyak di Indonesia. Hal ini sudah dilakukan kolaborasi dengan beberapa Kementerian untuk kemudian mengusulkan legislasi kepada DPR untuk kemudahan dunia investasi," tegasnya.