Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Turunnya Surplus Neraca Dagang Nonmigas Perlu Jadi Perhatian

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko menyatakan penurunan surplus neraca perdagangan nonmigas disebabkan oleh ekspor nonmigas yang belum kuat di tengah impor nonmigas yang meningkat.
Petugas dibantu alat berat memindahan kontainer dari kapal ke atas truk pengangkut di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Selasa (17/5). JIBI/Bisnis/Dwi Prasetya
Petugas dibantu alat berat memindahan kontainer dari kapal ke atas truk pengangkut di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Selasa (17/5). JIBI/Bisnis/Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA -- Bank Indonesia menilai defisit neraca perdagangan Indonesia pada September 2019 sebesar US$160,5 juta, setelah pada bulan sebelumnya mencatat surplus tipis US$85,1 juta, banyak dipengaruhi oleh menurunnya surplus neraca perdagangan nonmigas di tengah defisit neraca perdagangan migas yang stabil.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko menyatakan penurunan surplus neraca perdagangan nonmigas disebabkan oleh ekspor nonmigas yang belum kuat di tengah impor nonmigas yang meningkat.

Meskipun demikian, dia melanjutkan, kinerja pertumbuhan ekspor secara keseluruhan menunjukkan perbaikan dari -10,0% (yoy) menjadi -5,7% (yoy) pada September 2019.

Demikian pula, kata Onny, kinerja pertumbuhan impor secara keseluruhan juga menunjukkan perbaikan dari -15,7% (yoy) menjadi -2,4% (yoy) pada September 2019.

Secara umum neraca perdagangan nonmigas pada September 2019 tercatat surplus sekitar US$600 juta yang mana menurun dibandingkan dengan surplus pada bulan sebelumnya sebesar US$870 juta.

"Kondisi ini dipengaruhi oleh ekspor nonmigas yang belum kuat sejalan dengan perekonomian dunia yang melambat dan harga komoditas yang menurun," ujar Onny melalui rilis, Rabu (16/10/2019).

Sebaliknya, kinerja impor nonmigas meningkat terutama didorong oleh meningkatnya impor barang konstruksi. Kondisi tersebut sejalan dengan kuatnya investasi bangunan.

Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas pada September 2019 tercatat sebesar US$760 juta, tidak banyak berbeda dibandingkan dengan catatan bulan sebelumnya.

Adapun ekspor migas dalam bentuk minyak mentah dan gas menurun lebih dalam, baik secara nilai maupun volume, sedangkan ekspor produk minyak meningkat sejalan dengan kenaikan permintaan dari Malaysia.

Terkait dengan impor migas, Onny menyebut ada penurunan antara lain dipengaruhi anjloknya harga minyak dunia.

Dia menegaskan, Bank Indonesia memandang perkembangan neraca perdagangan pada September 2019 tidak terlepas dari pengaruh pertumbuhan ekonomi global yang melambat serta harga komoditas yang terus menurun.

"Ke depan, Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal, termasuk prospek kinerja neraca perdagangan," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper