Bisnis.com, TANGERANG SELATAN - PT Ferron Par Pharmaceuticals, salah satu anak usaha Dexa Group, menargetkan dalam lima tahun ke depan obat herbal bisa lebih dominan dalam lini produknya. Hal itu dilakukan utuk mengoptimalkan pemanfaatan bahan baku dalam negeri.
Direktur Utama PT Ferron Par Pharmaceuticals Krestijanto Pandji mengatakan saat ini sekitar 80% produknya masih berupa obat berbahan baku kimia, sedangkan selebihnya berupa obat herbal. Pihaknya akan terus meningkatkan porsi obat herbal ke depan secara bertahap.
"Mudah-mudahan dalam 4 tahun - 5 tahun ke depan [porsi obat herbal menyamai obat kimia]. Itu harapan kita, karena prosesnya membutuhkan waktu," ujarnya di sela-sela Trade Expo Indonesia 2019, Rabu (16/10/2019).
Krestijanto menjelaskan sejauh ini pihaknya masih mengimpor 70% bahan baku, khususnya untuk obat kimia. Menurutnya, di industri farmasi masih lebih dari 80% bahan baku didatangkan dari luar negeri.
Melalui pengembangan produk herbal, pihaknya berharap impor bahan baku itu kian mengecil. Tidak hanya untuk obat dengan resep, pihaknya pun telah memasarkan produk dengan sistem jual bebas atau over the counter (OTC) dari herbal, khususnya untuk penyakit demam, batuk dan sakit kepala.
Produk-produk tersebut juga diarahkan untuk tujuan ekspor. Pihaknya mendapatkan dukungan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di berbagai negara untuk memasarkan produk, baik obat kimia maupun herbal.
"Makanya sekarang kami mengembangkan produk herbal. Ini juga seperti arahan Presiden khusunya melalui Inpres No. 6/2016 [tentang tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan]."
Roy Ibrahim, Commisioner PT Ferron Par Pharmaceuticals, mengatakan pihaknya terus berupaya mensubtitusi bahan baku untuk obat kimia dengan pilihan lain dari dalam negeri. "Yang chemical ini, bahan bakunya sebagian sudah dibuat Ferron. Yang herbal, bahan bakunya semua sudah tersedia, tinggal memilah," katanya.