Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lion Air Masuk Bursa Tahun Ini, Ini Tanggapan Kementerian Perhubungan

Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Polana B. Pramesti mengatakan, langkah tersebut merupakan murni urusan bisnis dalam sebuah perusahaan.
Petugas menjemput bagasi pesawat Lion Air, di Bandara Depati Amir, Pangkalpinang, Bangka Belitung, Sabtu (11/3/2017)./Bisnis-Endang Muchtar
Petugas menjemput bagasi pesawat Lion Air, di Bandara Depati Amir, Pangkalpinang, Bangka Belitung, Sabtu (11/3/2017)./Bisnis-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan tidak ikut campur dengan rencana bisnis Lion Air Group yang tengah mempersiapkan diri melaksanakan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) yang dilakukan pada tahun ini. 

Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Polana B. Pramesti mengatakan, langkah tersebut merupakan murni urusan bisnis dalam sebuah perusahaan. Menurutnya, Kementerian Perhubungan tidak mengatur hingga ke ranah tersebut.

"Itu pure bisnis. Kami selaku regulator tidak mengatur," katanya, Kamis (10/10/2019).

Kendati demikian, pihaknya selalu mengimbau kepada seluruh maskapai penerbangan di Indonesia untuk mematuhi prinsip 3S + 1 C dalam penerbangan yaitu keselamatan, keamanan, layanan, dan kepatuhan pada aturan yang berlaku (safety, security, service dan compliance). Keselamatan harus menjadi hal yang utama dalam setiap penerbangan.

Sebelumnya, Presiden Direktur Lion Air Group Edward Sirait mengatakan, perusahaan sedang mempersiapkan rencana IPO di Bursa Efek Indonesia dengan matang. Dana yang ditargetkan cukup besar, tanpa menyebutkan nilai spesifik. "Kami rencana [IPO] tahun ini. Dana untuk memperkuat struktur keuangan," kata Edward.

Dia menjelaskan perkuatan struktur keuangan yang dimaksud adalah diharapkan dana hasil IPO bisa memberikan keleluasaan untuk pengembangan usaha grup maskapai milik Rusdi Kirana tersebut.

Berdasarkan informasi yang beredar maskapai milik Rusdi Kirana ini menargetkan dapat menghimpun dana hingga US$1 miliar melalui IPO tersebut. 

Pada 2017, merujuk data CAPA Centre of Aviation, Lion Air Group menguasai separuh dari pangsa pasar penumpang domestik di Indonesia. Jumlah penumpang yang diterbangkan oleh Lion Air Group mencapai 48,97 juta orang dengan perincian Lion Air sebanyak 33,13 juta orang, Batik Air sebanyak 10,07 juta orang dan Wings Abadi Airlines sebanyak 5,8 juta orang.

Maskapai berlambang Singa Merah itu juga tercatat memiliki armada pesawat paling banyak dibandingkan pesaing utamanya Garuda Indonesia Group. Per awal 2019, maskapai milik keluarga Rusdi Kirana itu punya 315 unit pesawat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Hendra Wibawa
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper