Bisnis.com, JAKARTA–Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tetap terjaga pada angka 5% baik untuk kuartal III/2019 maupun untuk setahun penuh.
Darmin menuturkan bahwa perang dagang pada hakikatnya hanya memberikan sedikit dampak kepada perekonomian domestik karena Indonesia sangat bergantung pada konsumsi rumah tangga, bukan ekspor.
Apabila Indonesia memiliki proporsi ekspor terhadap PDB yang tinggi, pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal melambat sebagaimana yang terjadi di negara tetangga yakni Singapura, Malaysia, dan Thailand.
"Jadi jangan dicampur aduk kalau dunia lagi payah terus kita dianggap payah juga," ujar Darmin, Rabu (9/10/2019).
Khusus untuk kuartal III/2019, Darmin mengakui bahwa posisi ekspor impor sempat memburuk dalam beberapa bulan terakhir.
Namun, pada satu sisi pemerintah mencatat bahwa impor mulai meningkat pada September 2019.
Mengingat sebagian besar impor Indonesia merupakan bahan baku dan penolong serta barang modal, maka peningkatan impor tersebut menunjukkan bahwa industri mulai menggeliat produksinya.
Saat ini, Badan Pusat Statistik (BPS) masih belum merilis data ekspor impor per September 2019.
Namun, data Agustus 2019 menunjukkan bahwa peranan impor bahan baku dan penolong serta barang modal dari Januari 2019 hingga Agustus 2019 mencapai 90% dari keseluruhan impor.
Realisasi impor pada bulan tersebut tercatat terkontraksi -10,7% untuk bahan baku dan penolong dan -5,72% untuk barang modal.