Bisnis.com, JAKARTA – Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) berupaya mengambil pangsa pasar mebel China di Amerika Serikat melalui kerja sama dengan Himpunan Desainer Mebel Indonesia (HDMI).
Ketua HIMKI Abdul Sobur mengatakan upaya tersebut akan mengungkit utilitas pabrikan mebel lebih dari 90%. Menurutnya, desain merupakan salah satu kunci memenangkan pasar global dengan design yang sesuai dengan selera pasar negara tujuan.
"Dalam 5 taun kami ingin ambil kesempatan baik ini dengan akselarasi [ekspor] ke China bisa dapat tambahan per tahun 10%--12%. Itu sudah baik. 5 tahun kedepan diharapkan ekspor ke pasar Amerika Serikat sudah bisa capai US$1.2 miliar-US$1,5 miliar," ujarnya kepada Bisnis, Senin (30/9/2019).
Secara konsolidasi, Sobur menargetkan nilai ekspor tahun ini dapat mencapai US$1,8 miliar. Adapun, ekspor ke Amerika Serikat berkontribusi sekitar 38,8% atau senilai US$700 juta.
Dengan kata lain, nilai ekspor mebel ke Amerika Serikat akan meningkat 71,4%--114,28% dengan pertumbuhan majemuk per tahunnya 11,38%--16,46%. Adapun, pangsa pasar mebel lokal akan menjadi 2,25%.
Sobur mengatakan akan ada abnyak relokasi pabrik mebel ke Jawa Tengah untuk menggapais target tersebut. Menurutnya, kapasitas terpasang industri mebel saat ini sudah dapat menggapai target tersebut.
"Kecuali ada relokasi industri furnitur dari China ke Indonesia. Akan beda kalkulasinya."
Ketua Umum HDMI Ira Samri menilai desain karya anak bangsa sudah bisa bersaing di pasar gobal. Ketersediaan dan varian bahan baku yang berlimpah di dalam negeri membuat potensi pengembangan industri mebel nasional sangat besar.
"Material kita banyak dan tidak terbatas. Itu masih bisa dimaksimalkan dengan sebaik-baiknya. Kalau kita bisa memaksimalkan itu semua, kita bisa jadi leading [di pasar mebel global]," ujarnya.