Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SNI Produksi Botol Daur Ulang Buka Peluang Bisnis Baru

Penggunaan botol plastik daur ulang [recycled polyethylene/r-PET] diyakini berdampak positif bagi industri plastik dan pengelolaan sampah nasional.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Penggunaan botol plastik daur ulang [recycled polyethylene/r-PET] diyakini berdampak positif bagi industri plastik dan pengelolaan sampah nasional.

Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (Inaplas) menyatakan penerbitan standar nasional Indonesia (SNI) mengenai prosedur produksi r-PET akan menciptakan lini produksi baru di industri daur ulang plastik.

“Ini diharapkan industri [daur ulang] PET jauh lebih kompetitif dan punya nilai ekonomi yang lebih bagus dibandingkan sebelumnya hanya mengolah [bahan baku polyester] untuk [industri] tekstil atau dakron. Sekarang ada market baru ke botol,” kata Sekretaris Jenderal Inaplas Fajar Budiyoo kepada Binsis, Senin (30/9/2019).

Fajar mengatakan industri plastik nasional memproduksi sekitar 300.000 ton botol PET setiap tahunnya atau 13,3% dari total produksi plastik untuk kemasan. Adapun, kemasan plastik mendominasi portofolio produk plasti yakni sekitar 40% dari total produksi plastik nasional atau sekitar 2,2 juta ton.

Fajar menyampaikan kualitas r-PET saat ini baru sekitar 80% dari PET virgin. Hal tersebut ditunjukkan dari buramnya warna produk yang dihasilkan. Menurutnya, harus ada insentif bagi para pelaku industri daur ulang untuk meningkatkan kualitas PET hasil daur ulang menjadi di atas 90% dari kualitas PET virgin.

Fajar mengatakan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga harus mengumumkan bahwa penggunaan kemasan dari bahan r-PET tidak berbahaya. Hal tersebut dapat meningkatkan kepercayaan konsumen pada produk dengan kemasan r-PET yang pada akhirnya menumbuhkan pasar kemasan r-PET.

Sustainable Waste Indonesia mencatat tingkat pengumpulan botol PET mencapai 61,72% atau 216.047 ton pada 2017. Adapun, tingkat pengumpulan gelas plastik polyprophylene (PP) kelas 1 dan 3 mencapai 90% atau 60.467 ton. Adapun, Inaplas mendata tingkat daur ulang produk plastik secara keseluruhan mencapai 17,4%.

Kementerian Perindustrian (Kemeperin) menyatakan pembahasan SNI produksi r-PET sudah dilakukan dengan berbagai pihak. Adapun, saat ini SNI tersebut sedang dikaji lebih lanjut oleh biro hukum Kemenperin.

Kasubdit Industri Minuman Ringan Pengolahan Hasil Holtikultura Kemenperin Merrijantij Punguan Pintaria mengatakan pihaknya menargetkan standar produksi tersebut dapat terbit sebelum akhir tahun ini. Merrijantij optimistis industri daur ulang botol plastik dapat tumbuh ekspnensial saat SNI tersebut terbit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Andi M. Arief
Editor : Galih Kurniawan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper