Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

India Pasar Potensial Ekspor Pupuk Indonesia

India dinilai menjadi pasar potensial bagi produk pupuk nasional lantaran kebijakan pemupukan yang berbasis urea.
Proses ekspor pupuk urea./ANTARA
Proses ekspor pupuk urea./ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA – India dinilai menjadi pasar potensial bagi produk pupuk nasional lantaran kebijakan pemupukan yang berbasis urea.

Plt. Dirjen Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian Abdul Rochim mengatakan Indonesia bisa mengisi celah kebutuhan itu lantaran pasokan pupuk urea dari China menurun. China, katanya, telah mengurangi pabrik petrokimia berbasis gasifikasi batu bara.

"India merupakan pasar potensial ekspor urea karena kebijakan pemupukan disana mirip dengan Indonesia yaitu berbasis urea," jelasnya kepada Bisnis, Senin (30/9/2019).

Rochim, yang juga menjabat sebagai Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, menjelaskan bahwa pada 2019 pihaknya menargetkan produksi pupuk urea mencapai 7,5 juta ton dengan prognosa kebutuhan dalam negeri sekitar 5,98 juta ton. Bila dirincikan, maka kebutuhan itu berasal dari sektir pangan sebesar 4,1 juta ton urean dan 1,88 juta ton untuk sektor perkebunan & industri.

Kemenperin pun mematok target ekspor produk urea mencapai 1,77 juta ton. "Jumlah pupuk urea non subsidi yang diizinkan diekspor pada tahun 2019 adalah sebesar 1.770.000 ton."

Kendati demikian, Rochim menjelaskan bahwa prosedur pemberian kuota dan izin ekspor urea non subsidi itu diberikan oleh Kementerian Perdagangan dengan didasari kondisi produksi PT Pupuk Indonesia (Persero) dan adanya kepastian kebutuhan pupuk urea dalam negeri terpenuhi.

Kepala Komunikasi Korporat PT Pupuk Indonesia (Persero) Wijaya Laksana mengatakan hingga 11 September 2019 perusahaan pupuk yang berada di bawah grup Pupuk Indonesia telah menyalurkan 6,03 juta ton pupuk bersubsidi. Realisasi itu terdiri dari 2,61 juta urea, 583.313 ton SP-36, 636.207 ton ZA, 1,70 ton NPK, dan 497.104 ton organik.

Adapun, pada 2019, alokasi penyaluran pupuk bersubsidi mencapai 8,8 juta ton. Angka itu berkurang sebanyak 676 ribu ton jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 9,55 juta ton.

“Angka penyaluran pupuk bersubsidi hingga 11 September sudah mencapai 68% dari alokasi penyaluran pupuk bersubsidi di tahun 2019 sebesar 8.8 Juta ton,” kata Wijaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Galih Kurniawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper