Bisnis.com, JAKARTA — Konstruksi pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Lumut Balai Unit II berkapasitas 50 megawatt (MW) di Sumatra Selatan akan dilakukan tahun depan menyusul PLTP Lumut Balai Unit I yang sudah beroperasi secara komersial pada akhir Agustus 2019.
Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Geothermal Energy Tafif Azimudin mengatakan bahwa hingga saat ini, perseroan sedang melakukan sinkronisasi pendanaan dengan pemberi pinjaman Japan International Cooperation Agency (JICA).
Setelah mendapat lampu hijau dari JICA, baru kemungkinan konstruksi PLTP Lumut Balai Unit II akan dimulai.
“Harusnya bisa [konstruksi tahun depan], info terakhir kita memang sedang menunggu keputusan JICA yang memang juga harus melaporkan ke parlemen mereka di Jepang,” katanya kepada Bisnis, Kamis (26/9/2019).
Menurutnya, konstruksi PLTP Lumut Balai Unit II akan lebih mudah dibanding unit sebelumnya lantaran akses yang lebih gampang. Saat konstruksi PLTP Lumut Balai Unit I, wilayah tersebut masih penuh dengan vegetasi.
Setelah dilakukan konstruksi pada tahun depan, PLTP Lumut Balai II ditargetkan mulai beroperasi secara komersial (commercial operation date/COD) pada 2022. Adapun, masa berlaku power purchasing agreement (PPA) PLTP Lumut Balai adalah selama 30 tahun.
Sebelumnya, PLTP Lumut Balai Unit I berkapasitas 55 MW COD pada 30 Agustus 2019 setelah sempat diberitakan pengoperasiannya mundur ke September 2019. Artinya, bauran energi panas bumi untuk pembangkitan telah meningkat menjadi 2.003,5 MW.