Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan dampak serangan drone ke fasilitas minyak Saudi Aramco belum berpengaruh pada pembentukan harga minyak mentah Indonesia (Indonesia crude price/ICP).
Pelaksana tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan berdasarkan pemantauan, harga minyak mengalami kenaikan ke level US$67 per barel pada hari ini, Selasa (17/9/2019). Dia berharap kejadian teror tersebut tidak signifikan mengganggu harga minyak.
"Harga minyak kan yang memutuskan pasar. Kemarin Brent US$67,10 per barel, kalau hari ini brent US$67,83 per barel. Naik enggak nyampe US$1," katanya di kantor Kementerian ESDM, Selasa (17/9/2019).
Dengan demikian, pembentukan harga bahan bakar minyak BBM dalam negeri masih normal. Sejauh ini, lanjut Djoko, harga ICP masih di bawah harga Brent sehingga masih ekonomis.
Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2020, asumsi ICP dipatok sebesar US$63 per barel atau disepakati mendekati level harga minyak mentah Brent. Dalam menyusun ICP, pemerintah memperkirakan harganya lima dolar di bawah Brent.
"Nah ini kan kira-kira kalau ICP nya kan berarti kurang lima, [misalnya] US$67 per barel kurang 5 poin, jadi US$62,83 per barel. Kemarin kita tetapkan US$63 per bareluntuk tahun depan, masih oke kok," katanya.
Berkaca dari kejadian di Arab Saudi, Djoko mengusulkan peningkatan keamanan dalam fasilitas kilang nasional. Pasalnya, teror terhadap fasilitas pemrosesan minyak mentah milik Saudi Aramco di Abqaiq dan Khurais mengakibatkan Aramco kehilangan produksi sebesar 5,7 juta barel per hari.