Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fasilitas Aramco Diserang, Impor Minyak Mentah Pertamina Masih Aman

PT Pertamina (Persero) menyatakan pihaknya mengimpor minyak mentah (crude) dari Saudi Aramco sebanyak 110.000 barel per hari.
Asap terlihat dari kebakaran yang terjadi di pabrik Saudi Aramco di Abqaiq, Arab Saudi, Sabtu (14/9/2019)./Reuters
Asap terlihat dari kebakaran yang terjadi di pabrik Saudi Aramco di Abqaiq, Arab Saudi, Sabtu (14/9/2019)./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) menyatakan pihaknya mengimpor minyak mentah (crude) dari Saudi Aramco sebanyak 110.000 barel per hari.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan sejauh ini pasokan crude dari Aramco tidak terganggu setelah fasilitas pabrik tersebut diserang drone pada akhir pekan lalu.

"Saudi Aramco tetep optimistis, mereka kan investor dan cadangannya [fasilitas penyimpanan] kan banyak," tuturnya, Senin (16/9/2019).

Selain crude, Pertamina juga mengimpor produk BBM dan LPG dari perusahaan migas pelat merah asal Arab Saudi tersebut. Namun, impor produk BBM dan LPG Pertamina berasal dari banyak pemasok sehingga tidak langsung terganggu kendati salah satu kilang Aramco mengalami gangguan.

"Kalau produk kami [didatangkan] dari mana-mana. Kami ambil dari banyak tempat. Kayaknya [volumenya] enggak signifikan juga," tambahnya.

Pada Sabtu (14/9/2019), fasilitas minyak milik raksasa minyak Arab Saudi, Saudi Aramco, terbakar setelah diserang drone. Serangan drone tersebut berdampak pada dua pabrik Aramco, yakni di Abqaiq dan Khurais.

Abqaiq berjarak 60 km dari kantor pusat Aramco di Dhahran. Kilang minyak itu mengolah minyak mentah dari ladang minyak raksasa Ghawar dan menyalurkannya untuk pasar ekspor melalui terminal Ras Tanura—fasilitas pemuatan minyak lepas pantai terbesar dunia—dan Juaymah.

Sementara itu, Khurasi berlokasi 190 km dari Dhahran dan memiliki ladang minyak kedua terbesar di Arab Saudi.

Hal tersebut membuat harga minyak mentah meroket. Hingga pukul 11:22 WIB, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) meroket 8,52 persen atau 4,68 poin ke posisi US$59,48 per barel, sedangkan harga minyak mentah Brent naik 9,90 persen atau 5,97 poin ke posisi US$66,18 per barel.

Harga minyak Brent sempat naik 19,5 persen pada pukul 10:43 WIB, lompatan terbesar sejak 14 Januari 1991. Sementara WTI sempat melonjak 15,5 persen, kenaikan terbesar sejak 22 Juni 1998.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper