Bisnis.com, JAKARTA — Pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Cirebon 2 berkapasitas 1.000 megawatt (MW) telah mencapai 61 persen dengan target beroperasi komersial atau commercial operation date (COD) pada 2022.
PLTU Cirebon 2 menggunakan teknologi batu bara ramah lingkungan dengan teknologi ultra supercritical. Dengan teknologi itu, PLTU Cirebon 2 diklaim mampu meningkatkan efisiensi hingga 40 persen untuk membakar batu bara kalori 4.000-4.600 kcal/kg.
Nantinya, pembangkit dengan nilai investasi mencapai US$ 2,1 miliar ini akan mengonsumsi sekitar 3,5 juta ton batu bara dalam setahun.
Presiden Direktur Cirebon Power Hisahiro Takeuchi mengatakan hingga saat ini tidak ada kendala yang menghambat pembangunan tersebut. Target COD pembangkit tersebut sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero).
“Semuanya berjalan dengan optimal untuk memenuhi target operasional atau COD pada 2022," katanya seperti dikutip dalam rilis, Senin (16/9/2019).
Cirebon Electric Power yang menggarap proyek tersebut merupakan konsorsium yang terdiri dari lima perusahaan yang dimiliki oleh mayoritas PT Marubeni dengan kepemilikan saham 35 persen, PT Indika Energy Tbk. sebesar 25 persen, Samtan Ltd 20 persen, Korea Midland Power Co., Ltd 10 persen, dan Jera Power 10 persen.
Pada pembangkit pertamanya, yang saat ini sudah beroperasi, yakni PLTU Cirebon 660 MW, Cirebon Power menggunakan teknologi ramah lingkungan supercritical sejak 2012.
Hisahiro mengatakan Cirebon Power merupakan perusahan yang berkomitmen dalam pelestarian lingkungan melalui teknologi. Bahkan, Cirebon Power juga mengincar pembangunan energi baru terbarukan karena selain keramahan lingkungan, energi terbarukan merupakan kebutuhan dan peluang di masa depan.
Saat ini, Cirebon Power sedang menjajaki bisnis pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Menurutnya, teknologi renewable adalah masa depan yang pasti dan akan menjadi kebutuhan dunia.
"Kami mulai melakukan studi dan kajian untuk menjajaki peluang itu [energi baru terbarukan]. Apalagi, kami memiliki lahan yang cukup luas dan memungkinkan untuk dikembangkan," katanya.