Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ratusan Kontainer Diduga Sampah Menumpuk di Priok, KLHK Mesti Bertindak!

Sekretaris Jenderal IMLOW Achmad Ridwan Tentowi mengatakan, pihaknya menerima informasi di antara kontainer itu sudah ada yang mengendap lebih dari 60 hari di pelabuhan. 
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA -- Indonesia Maritime Logistic Transportation Watch mendesak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan segera melakukan pemeriksaan terhadap ratusan kontainer impor yang diduga berisi sampah plastik yang sampai kini menumpuk di Pelabuhan Tanjung Priok.

Sekretaris Jenderal Indonesia Maritime Logistic Transportation Watch (IMLOW) Achmad Ridwan Tentowi mengatakan, pihaknya bahkan menerima informasi bahwa, di antara kontainer itu sudah ada yang mengendap lebih dari 60 hari di pelabuhan tersibuk di Indonesia itu. 

"Apabila dibiarkan atau terlambat pemeriksaannya sehingga terlambat untuk di re-ekspor akan menyebabkan terganggunya kelancaran arus barang dan juga akan menyebabkan makin tingginya biaya penumpukan di pelabuhan sehingga akan menyulitkan proses re-ekspornya," ujarnya, Rabu (11/9/2019).

Dia mengatakan, berlarutnya penyelesaian masalah itu pada akhirnya berpotensi ratusan kontainer impor yang diduga berisi sampah atau limbah plastik tersebut di abandon oleh importirnya seperti kejadian sebelumnya pada beberapa tahun lalu.

Oleh karena itu, dia meminta instansi berwenang tegas agar kontainer impor limbah itu bisa dire-ekspor. "Mengingat dari jumlah peti kemas impor berisi sampah itu sudah banyak mengendap di terminal peti Kemas maupun fasililitas TPS di pabean Priok, bahkan sudah ada yang mengendap lebih dari 60 hari," ucap Ridwan.

Berdasarkan catatan IMLOW, imbuhnya, masuknya sampah plastik impor dalam jumlah besar tersebut bukan kejadian yang pertama kali. Juga telah terjadi beberapa kali abandon (kontainer impor tdk diurus lagi oleh importirnya) di Pelabuhan Tanjung Priok yang akhirnya menyulitkan semua pihak terkait dalam pengurusannya.

"Kalau kontainer impor itu sampai di-abandon akan menjadi kerugian besar buat kita semua lantaran tidak ada yang bertanggung jawab mengenai biaya-biaya di pelabuhannya seperti handling, storage dan lainnya," paparnya.

Ridwan mengatakan, menumpuknya ratusan kontainer yang terlalu lama di pelabuhan sangat berpotensi memengaruhi kelancaran arus barang dan logistik dari dan ke pelabuhan Priok akibat kepadatan pada yard occupancy ratio (YOR) di terminal peti kemas maupun di TPS.

Saat ini, Pelabuhan Tanjung Priok terdapat lima fasilitas terminal peti kemas yang layani ekspor impor yakni: Jakarta International Container Terminal (JICT), Terminal Peti Kemas Koja, New Priok Container Terminal One (NPCT-1), Terminal Mustika Alam Lestari (MAL), dan Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Putri Salsabila
Editor : Hendra Wibawa
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper