Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan sebaran titik panas pada tahun ini sangat fluktuatif.
Menteri LHK Siti Nurbaya mengatakan pada Kamis (6/9/2019), ada 6.890 titik panas (hotspot) terpantau melalui satelit Terra/Aqua. Namun, jumlah tersebut menurun drastis pada hari ini menjadi 2.967 titik panas hingga pukul 11.30 WIB.
"Jadi turun naik. Riau 360 [hotspot], Jambi 568, Kalbar 537. Kemarin di Kalbar 803, Riau 84, ujarnya dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi IV DPR RI, Senin (9/9/2019).
Jika dibandingkan dengan Agustus 2015, titip panas pada tahun ini jauh menurun. Pada Agustus 2015, terdapat 8.000 titik panas, sementara pada periode yang sama tahun ini sebanyak 3.800 titik panas.
Sementara itu pada September 2015 jumlahnya mencapai 25.512 titik, tetapi pada periode yang sama tahun ini sebanyak 3.115 titik panas.
Siti menambahkan cuaca mulai mendukung untuk melakukan pemadaman. Hujan buatan sudah bisa dilakukan di beberapa daerah.
Pada 6 September 2019, hujan buatan sudah dilakukan di Riau dan Sumatra Selatan. "Dari koordinasi dengan BMKG, ini bisa diintensifkan lagi," katanya.
Selain hujan buatan, pihaknya juga melakukan upaya pemadaman melalui water bombing. Terdapat 46 pesawat milik BNPB, TNI, dan KLHK yang dilibatkan dengan rincian 18 unit di Riau, 11 di Sumsel, 7 di Kalbar, 7 di Kalteng, dan 3 di Jambi.
"Water bombing sudah buang 239 juta liter air, dibandingkan tahun lalu 350 juta liter. Usaha masih terus kita lakukan dan kita kontrol dengan baik,” tuturnya.