Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tim KLHK Selidiki Titik Api di Kalimantan Barat

Tim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terjun langsung ke lokasi perkebunan di Kalimantan Barat yang dilaporkan terbakar pada Rabu (4/9/2019). 
Petugas Manggala Agni Daops Banyuasin berusaha memadamkan kebakaran lahan yang terjadi di Desa Kayu Arehh, Kertapati Palembang, Sumatera Selatan, Minggu, (18/8/2019). Sebanyak enam helikopter water boombing dan 1.512 orang personel gabungan dari TNI, Polri, Manggala Agni, BPBD dan Sat Pol PP dikerahkan untung melakukan pemadaman Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Provinsi Sumatra Selatan./ANTARA-Ahmad Rizki Prabu
Petugas Manggala Agni Daops Banyuasin berusaha memadamkan kebakaran lahan yang terjadi di Desa Kayu Arehh, Kertapati Palembang, Sumatera Selatan, Minggu, (18/8/2019). Sebanyak enam helikopter water boombing dan 1.512 orang personel gabungan dari TNI, Polri, Manggala Agni, BPBD dan Sat Pol PP dikerahkan untung melakukan pemadaman Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Provinsi Sumatra Selatan./ANTARA-Ahmad Rizki Prabu

Bisnis.com, JAKARTA — Tim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terjun langsung ke lokasi perkebunan di Kalimantan Barat yang dilaporkan terbakar pada Rabu (4/9/2019). 

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengatakan telah memerintahkan Dirjen Penegakkan Hukum KLHK Rasio Ridho Sani untuk menerjunkan tim ke lokasi. Untuk saat ini, dia masih enggan menyebutkan lokasi pasti lahan yang terbakar itu.

"Pokoknya kalau perkebunan dan jelas siapa yang punya dan kebakar, harus segera ditangani," ujarnya di kantor KLHK, Jakarta, Jumat (6/9/2019).

Siti menuturkan jumlah titik panas (hotspot) sangat fluktuatif. Setelah sempat melonjak dari 2.000 titik menjadi 2.000 titik, terjadi sedikit penurunan pada hari ini.

"Barusan ini angkanya sudah tinggal 1.803. Jadi sebetulnya fluktuatif ya, mudah-mudahan semakin turun," tutur Siti.

Terkait titik api yang mayoritas berada pada lahan milik masyarakat, dia menyatakan pemerintah akan merumuskan langkah yang tepat agar masyarakat mengubah kebiasaannya untuk membakar lahan. 

"Pilihannya harus diberi alternatif. Kalau enggak bisa buka lahan dengan bakar, harus ada mekanisme [lain]," katanya.

Mekanisme yang dimaksud adalah dengan memberi penyuluhan dan alat pertanian kepada masyarakat yang mendukung pembukaan lahan tanpa membakar. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Desyinta Nuraini
Editor : Lucky Leonard
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper