Bisnis.com, JAKARTA -- Menteri ESDM Ignasius Jonan optimistis realisasi besaran subsidi energi pada tahun ini hanya akan mencapai sekitar Rp120 triliun hingga Rp130 triliun atau sekitar 81,25 persen dari target.
Adapun target subsidi tahun ini adalah sebesar Rp160 triliun. Sementara, selama perhitungan 2011 hingga 2014, besaran subsidi energi mencapai Rp 1.200 triliun.
Menurut Jonan pemerintah terus berkomitmen agar subsidi energi semakin efisien dan peruntukannya benar-benar tepat sasaran. Prediksi realisasi subsidi yang tidak mencapai target karena harga komoditas energi yang banyak turun.
Jonan menilai daripada menghabiskan anggaran untuk subsidi energi yang tidak tepat sasaran, pemerintah lebih memilih memangkas subsidi energi untuk dialihkan ke belanja yang lebih produktif dan prorakyat.
"Subsidi, yang selalu orang ramai bicara ini. Dibandingkan periode sebelumnya, sekarang empat tahun terakhir (2015-2018) subsidi sektor energi dipangkas menjadi hanya Rp 477 triliun. Ini kurang lebih hanya sepertiga dari yang sebelumnya. Agar lebih tepat sasaran," kata Jonan, dikutip dari rilis, Minggu (1/9/2019).
Menurut Jonan pemanfaatan anggaran Kementerian ESDM yang tahun ini dialokasikan Rp4,9 triliun juga mayoritas untuk infrastruktur dan program prorakyat. Contohnya adalah program pembagian konverter kit LPG untuk nelayan kecil. Dengan menggunakan bahan bakar LPG, biaya operasional yang harus dikeluarkan nelayan untuk melaut jadi semakin murah.
Adapula program belanja produktif lainnya yaitu pembangunan jaringan gas kota, pembagian lampu surya gratis untuk rumah belum berlistrik, penerangan jalan umum, dan pemboran sumur bor air tanah.
"Tahun ini anggaran Kementerian ESDM 48 persen dikembalikan ke masyarakat, untuk bangun pembangkit tenaga surya, jaringan gas dan lain sebagainya," ungkap Jonan.