Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah tren pelemahan penerimaan pajak, penerimaan dari cukai justru masih tumbuh cukup atraktif.
Data Kementerian Keuangan menunjukkan penerimaan cukai hingga akhir Juli 2019 sebesar Rp82,62 triliun. Realisasi penerimaan tersebut tumbuh sebesar 22,30% (yoy), jauh lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama 2018 yang sebesar 14,22% (yoy).
Adapun penerimaan cukai dikontribusikan oleh penerimaan Barang Kena Cukai (BKC) yaitu Hasil Tembakau (HT) sebesar Rp79,15 triliun, Minuman Mengandung Etil alkohol (MMEA) sebesar Rp3,36 triliun, dan Etil Alkohol (EA) sebesar Rp0,07 triliun.
"Penerimaan cukai dipengaruhi oleh kinerja penerimaan cukai HT yang tumbuh sebesar 22,50 % [yoy]," ungkap Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi, Senin (26/8/2019).
Otoritas kepabeanan menyebut pertumbuhan signifikan penerimaan cukai HT konsisten sejak awal tahun, sebagai efek penerapan kebijakan relaksasi pelunasan pita cukai.
Selain itu, program Penertiban Cukai Berisiko Tinggi (PCBT) yang terus diperkuat dalam rangka memerangi peredaran BKC ilegal, turut mendorong kinerja penerimaan cukai.
Sebelumnya, pemerintah berencana menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) pada tahun depan. Namun demikian, kepastian mengenai rencana ini masih menunggu pembahasan dengan DPR.
Kepastian kenaikan tarif CHT tersebut tampak dari rencana pemerintah untuk melakukan penyesuaian tarif CHT untuk menopang target penerimaan cukai.
Dalam dokumen Nota Keuangan & RAPBN 2020 yang menyebutkan bahwa target penerimaan cukai naik dari Rp165,8 triliun menjadi Rp179,3 triliun. Pendapatan cukai dalam RAPBN tahun 2020 tersebut naik 8,2% dibandingkan dengan targetnya dalam outlook tahun 2019.
Dalam outlook APBN tahun 2019, pendapatan cukai diperkirakan mencapai sebesar Rp165,7 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 3,7% dari tahun 2018.
Kendati tak menjelaskan secara spesifik soal kenaikan cukai tersebut, Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Heru Pambudi mengatakan bahwa rencana kebijakan cukai yang akan diterapkan pada tahun depan akan terus dibahas dan dikonsultasikan dengan berbagai pihak.
“Saat ini masih di bahas, termasuk soal berapa kenaikannya," kata Dirjen Bea Cukai Kemenkeu Heru Pambudi kepada Bisnis.com, Jumat (16/8/2019).