Bisnis.com, JAKARTA — Hingga 21 Agustus 2019, PT Pupuk Indonesia (Persero) telah menyalurkan 5,69 juta ton pupuk bersubsidi atau sekitar 64,10 persen dari total target penyaluran tahun ini sebanyak 8,87 juta ton.
Kepala Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia Wijaya laksana menyebutkan distribusi 5,69 juta ton pupuk tersebut terdiri atas 2,44 juta ton pupuk urea, 562.026 ton SP-36, 1,61 juta ton NPK, dan 472.854 ton pupuk organik.
“Bisa dibilang [penyalurannya] 100 persen [sesuai target bulanan]. Dari sisi produsen pupuk, distribusi relatif lancar dan terkendali,” katanya kepada Bisnis, Jumat (23/8/2019).
Adapun, kendala yang ditemukan sejauh ini lebih dari sisi petani yang mungkin belum terdaftar dalam rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) sehingga menyulitkan petani dalam memperoleh pupuk subsidi.
Seperti diketahui, untuk bisa mengakses pupuk bersubsidi petani harus tergabung dalam kelompok tani dan masuk dalam RDKK.
“Baru kemudian kami salurkan sesuai alokasinya. Bila alokasi habis, kami tidak bisa menyalurkan walaupun barangnya sebetulnya ada,” ujarnya.
Adapun, stok pupuk subsidi per 23 Agustus 2019 mencapai 1,12 juta ton atau dua hingga tiga kali di atas ketentuan pemerintah yang mewajibkan stok mencukupi untuk kebutuhan 2 minggu. Ketersediaan stok di atas ketentuan ini, menurutnya, dilakukan guna mengantisipasi kondisi cuaca, faktor alam, dan infrastruktur.