Bisnis.com, JAKARTA — Kapasitas produksi alumina dalam negeri bakal naik melalui investasi yang terus bergulir. Hal ini diharapkan dapat menekan volume impor secara signifikan.
Pabrik alumina refinery di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang ditargetkan beroperasi pada 2020, menyusul pembangunan struktur dasar dan gas plant yang tengah dilakukan saat ini. PT Bintan Alumina Indonesia mengincar total investasi Rp17 triliun.
Di sisi lain, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) sebelumnya menyatakan akan meningkatkan kapasitas terpasang hingga 500.000 ton pada tahun depan. Adapun, kapasitas produksi perseroan pada saat ini baru sekitar 265.000 ton. Dengan kata lain, produksi alumina nasional pada tahun depan dapat mencapai 1,5 juta ton per tahun.
Asosiasi Produsen Aluminium Ekstrusi serta Aluminium Plate, Sheet & Foil (APRALEX, Sh&F) mencatat konsumsi alumina maupun aluminium sekitar 800.000 ton per tahun. Adapun, konsumsi pada tahun depan diproyeksikan berada pada kisaran 1 juta ton—1,2 juta ton per tahun.
Ketua APRALEX, Sh&F Abubakar Subiantoro mengatakan penambahan kapasitas produksi alumina tersebut masih sejalan dengan pertumbuhan konsumsi domestik. Menurutnya, jika rencana penambahan kapasitas produksi tersebut direalisasikan, volume impor alumina dapat ditekan secara signifikan.
“Sampai tahun yang lewat, angka kebutuhan [impor] sudah 520.000 ton. Selama itu belum direalisasikan, impor untuk kebutuhan domestik itu masih menganga,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (25/8/2019).
Abubakar mengatakan penambahan kapasitas tersebut juga tidak akan membuat harga alumina di dalam negeri terkoreksi. Pasalnya, harga alumina mengikuti pergerakan pasar metal dunia.
Corporate Secretary & Investor Relation Head PT HK Metals Utama Tbk. Mengatakan penambahan kapasitas produksi tersebut tidak akan mengurangi biaya produksi, melainkan meningkatkan efisiensi waktu produksi. Pasalnya, perseroan kini dapat mendapatkan alumina dari dalam negeri yang notabenenya memiliki jarak yang lebih dekat dari negara asal impor.
“Intinya, kalau produksi sekitar 200.000 ton dengan konsumsi 800.00 ton, adanya tambahan dapat membuat output-nya lebih cepat, diharapkan seperti itu arusnya,” katanya.
Imelda mengatakan peningkatan kapasitas tersebut masih sejalan denga pertumbuhan konsumsi. HK Metals merupakan produsen komponen bangunan berbahan baku baja dan aluminium.
HK Metals memiliki pangsa pasar sebesar 24% pada industri ekstrusi aluminium dengan kapasitas produksi 1.000 ton per bulan.