Bisnis.com, JAKARTA – Struktur industri garam lokal perlu diperkuat dari hulu hingga hilir agar produk lebih berdaya saing.
Sekretaris Jenderal Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan bahwa peningkatan kualitas garam lokal perlu didukung peningkatan investasi untuk memperkuat struktur industrinya dari hulu sampai hilir.
“Jadi, ada beberapa tier, mulai dari petani garam, industri pengolah garam, hingga sektor industri penggunanya,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (21/8/2019).
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto sebelumnya mengatakan agar garam lokal dapat terserap sesuai kebutuhan dunia industri diperlukan peningkatan produktivitas dan kualitas garam melalui investasi.
“Seperti yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo, Indonesia memerlukan investasi yang cukup besar dalam upaya peningkatan kualitas garam lokal,” katanya.
Menurutnya, dengan adanya investasi masuk akan terjalin sinergi antara sektor industri dengan para petani garam. Di lahan garam desa Nunkurus, Kupang, NTT, yang merupakan wilayah penghasil garam, sudah masuk investasi senilai Rp110 miliar.
Sinergi tersebut, katanya, akan meningkatkan kesejahteraan para petani garam dalam negeri, sekaligus menjamin ketersediaan garam sebagai bahan baku dan bahan penolong bagi sektor industri. Upaya ini juga dibutuhkan dukungan dari pemerintah daerah.
Airlangga optimistis NTT berpotensi untuk menjadi produsen garam industri nasional dan dapat menjadi substitusi impor. “Dengan mengganti garam industri impor, pemerintah akan menghemat devisa,” katanya.