Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RAPBN 2020 : Defisit Keseimbangan Primer Harus Diperbaiki

Pemerintah dalam RAPBN 2020 masih mencatatkan keseimbangan primer masih negatif sehingga perlu diperbaiki.
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato dalam rangka penyampaian RUU tentang APBN TA 2020 disertai nota Keuangan dan dokumen pendukungnya dalam sidang Paripurna DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2019)./ANTARA FOTO-Sigid Kurniawan
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato dalam rangka penyampaian RUU tentang APBN TA 2020 disertai nota Keuangan dan dokumen pendukungnya dalam sidang Paripurna DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2019)./ANTARA FOTO-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah dalam RAPBN 2020 masih mencatatkan keseimbangan primer masih negatif sehingga perlu diperbaiki.

Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Didik J. Rachbini menyatakan, APBN selama bertahun-tahun punya masalah dalam hal pendapatan dan masalah dalam pengeluaran.

Adapun defisit keseimbangan primer Rp142,5 triliun pada 2015 menjadi Rp34,7 triliun pada 2019, dan RAPBN 2020 mencatat defisit keseimbangan primer Rp12,0 triliun.

"Kita sekarang baru beberapa tahun alami keseimbangan primer negatif itu perkara berat dan prinsip. Ini perkara utama," jelas Didik di Kantor Indef, Senin (19/8/2019).

Dia merincikan keseimbangan primer negatif menjelaskan bahwa di luar utang, penerimaan pemerintah Indonesia tidak cukup untuk memenuhi keperluan belanja.

"Maka kita harus menutup defisit, karena itu sudah terjadi secara terus menerus," ujar Didik.

Pemerintah juga masih berutang untuk memenuhi target. Dia menyebut ini adalah problem yang berat.

Bisnis.com mencatat, defisit anggaran terhadap PDB pada 2015 tercatat 2,59%, pada 2019 menjadi 1,93. Sementara itu dalam RAPBN 2020 defisit anggaran menjadi 1,76%.

"Target yg dijanjikan 2016-2017 hanya satu yang dicapai itu sudah defisit," paparnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper