Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rumah Potong Unggas Khawatir akan Serbuan Daging Ayam Impor Asal Brasil

Kehadiran daging ayam impor asal Brasil dikhawatirkan mengganggu bisnis para peternak mandiri karena harga yang ditawarkan jauh lebih murah.
Pedagang melayani pembeli ayam potong di pasar pagi Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh, Sabtu (4/6)./Antara
Pedagang melayani pembeli ayam potong di pasar pagi Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh, Sabtu (4/6)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA Kehadiran daging ayam impor asal Brasil dikhawatirkan mengganggu bisnis para peternak mandiri karena harga yang ditawarkan jauh lebih murah.

Juru bicara Asosiasi Rumah Potong Hewan Unggas Indonesia (Arphuin) Cecep M. Wahyudi menilai kehadiran daging ayam asal Brasil bisa berdampak negatif bagi peternak mandiri. Rantai dingin industri ayam pun ia sebut juga bakal menjadi lini yang terdampak pertama kali karena Brasil kemungkinan akan memasukkan daging ayam beku dengan harga yang jauh lebih murah.

"Brasil ingin masuk ke pasar Indonesia, khususnya untuk daging chicken leg quarter (CLQ) atau bagian paha karena di sana permintaannya rendah, padahal masyarakat Indonesia menyukai bagian tersebut. Inilah peluang yang dilihat Brasil dan sumber kekhawatiran utama kita," ujar Cecep kepada Bisnis, Kamis (15/8/2019).

Jika berkaca pada pengelolaan ayam yang dilakukan oleh para anggota Arphuin, Cecep menyebutkan sejatinya Indonesia belum memerlukan impor. Ia bahkan menilai produksi dalam negeri dalam kondisi berlebih. 

"Posisinya kami sudah memenuhi standar semua. Sudah memiliki sertifikasi halal, kesehatan, kapasitas produksi kita juga sesuai dengan kebutuhan, bahkan kalau dihitung-hitung produksi nasional kita kelebihan, bisa dibilang swasembada," ujar Cecep.

Sementara itu, Direktur Utama PT Berdikari (Persero) Eko Taufik Wibowo mengaku masih melihat perkembangan situasi kemungkinan masuknya daging ayam impor asal Brasil. Namun ia tak memungkiri jika kehadiran daging ayam asal Brasil bisa menjadi peringatan kendati tak bakal terjadi dalam waktu dekat.

"Dari informasi yang saya peroleh belum tentu dalam waktu dekat karena harus dicek dari segi kesehatan, penyakit, dan kehalalannya. Jadi misal masuk ke Indonesia dengan harga yang sama pun saya rasa masyarakat kita tidak terlalu cepat beralih ke produk luar," papar Eko.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper