Bisnis.com, JAKARTA - Kemiskinan terbukti bukanlah penghalang bagi seseorang untuk mencapai cita-cita.
Hal ini terbukti dari sosok Raeni, seorang anak dari pengayuh becak yang beberapa waktu yang lalu sempat viral karena menghadiri wisuda bersama ayahnya menggunakan becak.
Raeni sendiri berhasil menyandang predikat cumlaude saat lulus dari kampusnya yaitu Universitas Negeri Semarang (Unnes).
Lama tak terdengar, Raeni ternyata telah memperoleh gelar S2 dari University of Birmingham dan sedang menempuh studi S3 dari kampus yang sama.
Ketika menempuh pendidikan di Unnes, Raeni mendapatkan beasiswa Bidikmisi. Jenjang S2 dan S3 nya saat ini dibiayai oleh pemerintah melalui LPDP.
"Pemberian beasiswa kepada Raeni ini adalah contoh nyata kehadiran pemerintah dalam membentuk SDM Indonesia yang unggul dan sekaligus meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat," kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam Instagram pribadinya, Kamis (8/8/2019).
Ketika bertemu dengan Menkeu Sri, Raeni mengatakan dalam risetnya saat ini sedang mempelajari peran instrumen keuangan hijau (green financial instruments) dalam rangka mencapai sustainable development goals (SDGs).
Salah satu instrumen keuangan yang dipelajarinya adalah green sukuk.
Untuk diketahui, green sukuk merupakan obligasi syariah yang penggunaannya sepenuhnya diarahkan untuk membiayai proyek-proyek ramah lingkungan dan memitigasi perubahan iklim.
Pada Maret 2018, Indonesia telah mengeluarkan green sukuk pertamanya dan berhasil mengumpulkan dana sebesar US$1,25 miliar dari 146 investor dengan imbalan 3,75 persen.
Pada Februari lalu, Indonesia kembali menerbitkan green sukuk dengan dana terkumpul sebesar US$750 juta dari 183 investor dengan imbalan 3,9 persen.
Berdasarkan laporan yang diterbitan oleh DJPPR pada Februari lalu, green sukuk pertama telah digunakan untuk membiayai pembangunan 727 km jalur kereta api double-track di sepanjang pesisir utara Pulau Jawa, 121 pembangkit listrik tenaga surya, mini-hydro dan micro-hydro, dan pembangunan fasilitas pengelolaan sampah yang berdampak pada 3,4 juta rumah tangga.
Sri Mulyani mengungkapkan bahwa dengan tekad kuat, anak seorang pengayuh becak pun dapat memperbaiki kualitas dirinya dan juga kesejahteraan keluarganya.
"Cita-cita dapat diraih dengan kemauan yang besar. Jangan merasa rendah diri, jangan merasa terhalang oleh kondisi ekonomi keluarga, tetaplah selalu fokus untuk terus maju menggapai cita-cita Anda," tutup Sri.