Bisnis.com, JAKARTA — Maraknya startup kopi seperti Fore Coffee, Kedai Kopi Tuku, Kopi Kenangan dan lainnya menjadi pesaing berat ritel kopi konvesional seperti Starbucks, Coffee Bean & Tea Leaf, hingga Excelso.
Ketua Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Eddy Sutanto mengatakan saat ini kedai startup kopi memang tengah diminat masyarakat.
Apalagi, harga yang dibanderol pun cukup terjangkau dan millenial friendly.
“Buat kami melihatnya, itu suatu pertumbuhan minuman kopi atau membesarnya pasar minuman kopi di Indonesia , dan kalau dibandingkan dengan populasi kita saya rasa pasar masih sangat besar. Tentunya ada berpengaruh terhadap penjualan coffee shop traditional seperti Starbucks, Coffee Bean & Tea Leaf dan sejenisnya,” katanya saat dihubungi Bisnis.com, Rabu (7/8/2019).
Untuk mengatasi hal itu, Eddy menuturkan, kedai kopi tradisional tersebut harus melakukan re-brand atau menyesuaikan permintaan pasar saat ini.
Menurutnya, besar kemungkinan tren penjualan kedai kopi tradisional tersebut bisa menurun dan berdampak pada penutupan gerai.
“Bisa terjadi seperti di China , Starbuck kalah sama Luckin Coffee mereka dalam 2 tahun membuka 2400 gerai,” imbuhnya.
Sementara itu, terkait tren pertumbuhan bisnis kopi pada tahun ini, Eddy memprediksi akan cukup besar.
“Kalau pertumbuhan secara angka kami belum memiliki angka pastinya tetapi yes bertumbuh sangat pesat. Untuk target transaksi kami belum punya angka pasti, tetapi total kopi bisnis [potensi besarnya pasar] lebih dari Rp10 triliun.”