Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan lapangan usaha industri kertas dan barang dari kertas, percetakan, dan reproduksi media rekaman pada kuartal II/2019 tumbuh 12,49% secara tahunan. Angka ini meningkat dari periode yang sama tahun lalu yang turun sebesar 3,03% (yoy).
Ketua Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) Aryan Warga Dalam mengatakan saat ini permintaan kertas memang dirasakan masih baik dan tidak terpengaruh oleh kondisi perlambatan ekonomi global dan perang dagang antara Amerika Serikat dan China.
“Secara umum permintaan masih oke, tetapi jenis tertentu ada yang naik dan ada yang turun. Sepanjang industri lain tumbuh, kami mengikuti,” ujarnya, Senin (5/8/2019).
Salah satu jenis kertas yang mengalami penurunan permintaan adalah kertas untuk koran, sedangkan kertas untuk kebutuhan industri pengolahan lain meningkat permintaannya, seperti kertas untuk kemasan dan tisu.
Kertas untuk kemasan mengikuti pertumbuhan sektor makanan dan minuman. Pada kuartal II/2019 sektor mamin tumbuh sebesar 7,99% secara tahunan. Sementara itu, untuk kertas tisu permintaan meningkat seiring dengan kebutuhan dan gaya hidup masyarakat.
“Jenis tisu bermacam-macam, dari untuk makan, wajah, hingga tisu toilet,” kata Aryan.
Asosiasi sebelumnya memperkirakan ada peningkatan produksi tahun ini yang didorong oleh penyelesaian pemasangan mesin di beberapa pabrik dan optimalisasi utilisasi.
Salah satu peningkatan volume akan datang dari jalannya mesin produksi kertas di PT Oki Pulp & Paper Mills, yang sebelumnya memiliki 2 lini produksi bubur kertas dengan kapasitas 2,8 juta ton per tahun, kemudian menambah 1 lini produksi kertas tisu dengan kapasitas 500.000 ton per tahun.
Menurutnya, penambahan lini produksi di beberapa pabrik akan menambah serapan tenaga kerja. “Tambah mesin otomatis tambah karyawan, jumlahnya tergantung size mesin,” katanya.