Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengamanan (AKLP) menyatakan pemadaman listrik yang terjadi di DKI Jakarta dan Jawa Barat membuat industri kaca nasional merugi. Pasalnya, mesin produksi industri kaca harus terus beroperasi untuk mencapai tingkat efisiensi maksimal.
Ketua APLK Yustinus Gunawan mengatakan pemadaman listrik pada hari ini, Minggu (4/8/2019) membuat pabrikan kaca menggunakan aki dan genset agar mesin produksi kaca terus berfungsi. Namun demikian, lanjutnya, pemindahan daya tersebut membuat hasil yang dikeluarkan mesin tidak maksimal.
“Pada awal pada, bisa saja peleburan tetap berlangsung, tetapi nihil produksi karena [hasilnya] tidak layak. Sudah pasti industri [kaca] merugi,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (4/8/2019).
Dengan kata lain, tambahnya, hasil produksi pun menjadi minimal. Yustinus berujar sulit memprediksi kapan pemulihan kualitas dan kapasitas produksi akan rampung. Pasalnya, hal tersebut sangat bergantung kepada lama pemadaman listrik berlangsung.
Berdasar catatan AKLP, para pelaku industri kaca saat ini sebesar 700 ton/hari—1.200 ton/hari. Yustinus menyatakan kapasitas terpasang industri dalam negeri mencapai 1,6 juta ton per tahun dengan utilitas pabrik mencapai 90%.
Sebelumnya, Yustinus menyatakan pabrik kaca Tanah Air tidak dapat menurunkan utilisasi mengingat karakteristik produksi kaca yang harus dilakukan terus menerus.
Secara komposisi, produksi kaca domestik diserap oleh industri otomotif sebesar 25% dari totall produksi, sedangkan 52,5% diserap oleh proyek konstruksi. Namun demikian, serapan ke industri otomotif menopang 35% dari total nilai penjualan kaca nasional.
Aliran listrik di Jakarta, Banten, dan Jawa Barat sempat padam pada Minggu (4/7/2019) siang sekitar pukul 11.45 WIB dan sebagian kembali menyala pada sore dan malam hari. Listrik padam lantaran gangguan transmisi Ungaran-Pemalang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
