Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH : Saatnya Jawa Tengah Bergerak

Dalam pepatah Jawa dikenal istilah alon-alon waton kelakon. Artinya kurang lebih bergerak perlahan tetapi pasti, atau tidak terburu-buru dalam bertindak.
Pabrik jamu PT Nyonya Meneer di Jalan Raya Kaligawe, Semarang, Jawa Tengah./Antara-Aji Styawan
Pabrik jamu PT Nyonya Meneer di Jalan Raya Kaligawe, Semarang, Jawa Tengah./Antara-Aji Styawan

Investasi di Jateng Harus Tepat Sasaran

Ekonom Universitas Katolik Soegijapranata Andreas Lako menyampaikan, target pertumbuhan ekonomi sebesar 7% kurang realistis, dan bahkan dapat menjadi bumerang yang melukai diri sendiri.

Dalam 20 tahun terakhir, PDRB Jateng tertinggi ialah 6,24% pada 2012. Pada periode 2010—2013, PDRB memang cenderung menanjak di atas 6%. Namun, rasio gini melonjak hingga 0,39 pada 2013, yang menandakan tingginya kesenjangan ekonomi.

Saat itu, tingginya pertumbuhan ekonomi Jateng dinikmati kelompok kaya sebesar 20%. Artinya, kelompok mayoritas kalangan menengah dan bawah justru tidak terimbas efek melesatnya perekonomian.

“Target 7% kurang realistis. Selain itu dapat menjadi bumerang karena berpotensi meningkatkan tingginya kesenjangan sosial, dan juga kerusakan lingkungan.”

Selain itu, target investasi Rp774 triliun terbilang sangat tinggi. Ada tiga faktor yang dapat mendorong dana masuk, yakni peningkatan konsumsi rumah tangga, realisasi investasi, dan pertumbuhan ekspor.

Bila tiga faktor ini dapat dijamin oleh pemerintah, bukan tidak mungkin investasi semakin mengalir deras dan membuat ekonomi Jateng melaju, meskipun belum mencapai 7%.

Andreas menyarankan, agar pemerintah pusat dan daerah bersinergi untuk membahas target PDRB dan investasi tersebut agar berjalan tepat. Bila ingin memacu investasi, dana memang akan masuk dan menambah uang beredar di masyarakat.

Namun, jika permintaan baik ekspor dan domestik cenderung stagnan seperti saat ini, investasi tersebut menjadi mubazir. Akibatnya harga produk bisa turun dan keuntungan investor terpangkas.

“Ini perlu bersinergi, dipikirkan dan dikasih secara matang, agar sisi penawaran dan permintaan berimbang. Investasi harus tepat sasaran dan relevan,” imbuhnya.

Di sisi lain, untuk memacu PDRB, pemerintah dapat berfokus meningkatkan sektor pendorong pertumbuhan ekonomi, seperti industri pengolahan, perdagangan, konstruksi, dan pertanian. Keempat sektor ini masih menjadi kontributor utama PDRB Jateng pada kuartal I/2019.

Jadi, apakah Jateng mampu mencapai target pertumbuhan ekonomi 7% dengan investasi Rp774 triliun? Semoga saja cita-cita tersebut tak sesulit membangun Candi Borobudur kedua.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hendra Wibawa
Sumber : Bisnis Indonesia
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper