Bisnis.com, JAKARTA Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperkirakan 1.636,25 hektare (ha) lahan tambak milik 127 orang di 6 kecamatan terdampak tumpahan minyak proyek YY, Blok Offshore North West Java (ONWJ).
Luasan area yang terdampak tersebut berpotensi bertambah karena masih berdasarkan perhitungan sementara dari tim yang diturunkan pada 25-28 Juli 2019.
Lokasi yang terdampak antara lain Desa Tambak Sari dan Desa Tambak Sumur di Kecamatan Tirta Jaya, Desa Sedari dan Desa Cemara Jaya di Kecamatan Cibuaya, Desa Sungai Buntu di Kecamatan Pedes, Desa Pusaka Jaya Utara di Kecamatan Cilebar, Desa Ciparage di Kecamatan Tempuran, dan Desa Tanjung Pakis di Kecamatan Pakis Jaya.
Adapun jenis tambak yang terdampak antara lain tambak bandeng, udang, rumput laut, dan garam.
“Kerugian masih meluas lagi. Nilai kerugian masih kita koordinasikan dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Karawang,” kata Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto, Kamis (1/8/2019).
Dia menjelaskan tumpahan minyak ini akan berdampak langsung terhadap komoditas budi daya seperti ikan, udang, rumput laut, dan garam. Pasalnya, tumpahan minyak tersebut disinyalir mengandung bahan berbahaya dan mematikan.
Baca Juga
“Terhadap tanah yang jelas akan berdampak. Makanya tanah ini harus diambil. Setelah diambil [tambak] dikeringkan dulu dan diolah lagi. Sekitar 6 sampai 12 bulan untuk memulihkan tanah kembali karena ini harus dicuci,” jelas Slamet.
Kendati demikian, dia menambahkan pemulihan tambak bisa jadi berjalan lebih cepat jika dilakukan treatment atau perlakuan khusus terhadap tanah atau area tambak seperti pengerukan.
Pihaknya pun sudah mengimbau kepada para pelaku budi daya untuk tidak memasukkan air ke tambak setelah sebelumnya melakukan panen total.
Di samping para petambak, sejumlah nelayan juga terdampak oleh insiden ini. 10 dari total 613 unit alat tangkap yang ada di daerah terdampak mengalami kerusakan dan 281 dari 2.200 nelayan juga terdampak langsung akibat tumpahan minyak ini.
Adapun penggantian kerugian akan dilakukan bersama dengan seluruh pemangku kepentingan. Dia mengatakan PT Pertamina (Persero) juga akan ikut ambil bagian dalam penggantian kerugian.
Slamet berharap insiden ini bisa menjadi salah satu pendorong bagi para pembudi daya untuk mengasuransikan lahan tambaknya. Pasalnya, para petambak akan mendapat penggantian kerugian jika terjadi gagal panen karena wabah penyakit ikan juga bencana alam yang meliputi banjir, tanah longsor, erupsi, gempa bumi, tsunami, dan angin topan.