Bisnis.com, JAKARTA Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memastikan delapan kargo gas alam cair (LNG) diserap pada 2019.
Setidaknya ada tiga pembeli yang memberi kepastian menyerap LNG, yakni PT PLN (Persero), PT Perusahaan Gas Negara Tbk., dan PT Pertamina Gas.
Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas Arief Setiawan Handoko mengatakan PLN bersedia menambah serapan lima kargo LNG pada 2019, setelah sebelumnya hanya bersedia menyerap enam kargo.
Kesediaan PLN menyerap LNG dari kilang Bontang dikarenakan harganya saat ini lebih murah dibandingkan dengan harga kontrak.
Sebelumnya, perusahaan setrum pelat merah tersebut membatalkan serapan LNG dari kontrak awal dengan Pertamina dengan total 17 kargo menjadi hanya enam kargo. Dengan begitu, 11 kargo tercatat tidak ada pembeli (uncommitted).
Atas pembatalan penyerapan tersebut, akhirnya SKK Migas melakukan pengurangan produksi LNG.
Baca Juga
"Yang di-drop 11 kargo karena di sini harganya terlalu tinggi. Nah, sekarang diambil lagi [5 kargo], harganya beda [lebih murah]," tuturnya, Selasa (30/7/2019).
Selain PLN, PGN dan Pertagas masing-masing membeli satu kargo LNG, sementara satu kargo lain akan diekspor ke Singapura.
"Tiga kargo yang harus di-curtail, sisa delapan kargo, lima ke PLN, dua ke PGN dan Pertagas, dan satu lagi kami reschedule coba jual. Kalau enggak salah sama BP Singapura," tambahnya.
Adapun produksi kilang Bontang tercatat 57,2 standar kargo sepanjang semester I/2019 atau lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. Sementara itu, produksi kilang Tangguh tercatat 56,8 standar kargo atau turun tujuh kargo dibandingkan dengan semester I/2018.
Secara nasional, produksi LNG tercatat sebanyak 114 standar kargo pada semester I/2019 atau menyusut dibandingkan dengan pada periode yang sama tahun lalu sebanyak 139,1 standar kargo.