Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Di Tengah Gejolak Industri Tekstil, Bisnis Ritel Segmen Fesyen Masih Bisa Tumbuh 10 Persen

Penjualan ritel modern segmen fesyen diproyeksikan tumbuh sesuai target yakni 10 persen secara tahunan pada 2019, kendati terdapat sejumlah kendala yang dihadapi.
Gerai Matahari Department Store./Bisnis
Gerai Matahari Department Store./Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Penjualan ritel modern segmen fesyen diproyeksikan tumbuh sesuai target yakni 10 persen secara tahunan pada 2019, kendati terdapat sejumlah kendala yang dihadapi.

Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah mengatakan, sepanjang semester I/2019 pertumbuhan penjualan segmen fesyen tidak sesuai dengan harapan. Menurutnya, pertumbuhan penjualan sepanjang periode hanya mencapai 5 persen dari target 6 persen yang ditetapkan.

“Kendalanya segmen ritel fesyen ini cukup banyak, salah satunya dari gempuran impor pakaian jadi langsung dari luar negeri melalui perdagangan daring. Maka dari itu, Lebaran lalu penjualan kami tumbuh tapi belum sesuai harapan,” jelasnya, Kamis (25/7/2019).

Untuk itu, dia menyebutkan para peritel fesyen mulai menggencarkan kegiatan promosi dan pesta diskon pada semester II/2019 untuk mengejar pertumbuhan penjualan agar dapat mencapai target 10 persen tahun ini. Salah satunya dengan menggelar Hari Belanja Diskon Indonesia (HBDI) pada 16—31 Agustus 2019.

Menurutnya, penempatan waktu pesta diskon tersebut sengaja dilakukan pada Agustus lantaran pada periode tersebut biasanya menjadi periode penurunan belanja masyarakat yang paling dalam selama setahun.

“Agustus ini biasanya masyarakat nahan konsumsi karena mereka sudah habis-habisan saat Lebaran dan libur awal tahun sekolah. Namun, dengan adanya pesta diskon ini, kami harapkan traffic kunjungan masyarakat bisa terjaga pada Agustus, terutama di ritel fesyen,” ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Mitra Adi Perkasa Tbk. Fetty Kwartati mengatakan, sepanjang semester I/2019 penjualan produk fesyen memang mengalami penurunan. Namun, penurunan tersebut tertolong oleh peningkatan penjualan di segmen olah raga yang menjadi kontributor penjualan perusahaan terbesar.

“Ada peralihan, dari masyarakat yang sebelumnya lebih banyak membeli pakaian menjadi lebih banyak ke produk olah raga. Untuk itu secara umum pertumbuhan penjualan perusahaan masih sesuai target sepanjang semester I/2019 dan hingga akhir tahun kami optimistis dapat tumbuh 15 persen secara tahunan,” ujarnya.

Direktur Utama PT Mega Perintis Tbk. (Manzone) FX Afat Adinata Nursalim menyebutkan, penjualan produk fesyen terutama pakaian mengalami pertumbuhan yang kurang menggembirakan pada semester I/2019. Namun, demikian dia enggan menyebutkan berapa besaran realisasi pertumbuhan penjualan semester I2019 tersebut.

“Kalau dibilang penjualan segmen fesyen terutama pakaian yang tidak sesua harapan pada semester I/2019 memang benar. Sebab sepanjang semester I/2019 kita tahun banyak gangguan dari sisi politik. Namun, semester II/2019 kami akan pacu penjualan dengan sejumlah program, sehingga kami yakin serapan kami dari industri garmen akan tetap kuat,” ujarnya.

Dia mengatakan, pada tahun ini penjualan di segmen fesyen ditargetkan tumbuh 15 persen secara tahunan. Menurutnya, transaksi pada semester II/2019 akan menjadi kunci pertumbuhan penjualan pada tahun ini.

Di sisi lain, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ernovian G Ismy meyakini pasokan terhadap industri tekstil domestik pada tahun masih akan tumbuh hingga 8 persen atau menembus 5,26 persen. Menurutnya, dia tidak melihat adanya potensi pelambatan pertumbuhan atau melesetnya target penjualan garmen ke sektor ritel pada tahun ini.

“Sepanjang tahun ini pertumbuhan produksi untuk mencukupi kebutuhan domestik masih cukup kuat. Permintaan dalam negeri selama ini masih belum bisa kita cukupi secara penuh, makanya masih ada impor. Itu pun untuk impor pakaian jadi sepanjang tahun ini turun 5,58 persen nilainya menjadi US$366.052,” jelasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper