Bisnis.com, SURABAYA - Indonesia dipandang memiliki potensi yang besar dalam menyelenggarkan impact investmet atau investasi berkelanjutan.
Untuk diketahui, yang dimaksud dengan impact investing adalah investasi yang dilakukan dengan tujuan untuk membawa dampak sosial dan dampak lingkungan sembari menghasilkan keuntungan finansial bagi investor
Impact investing merupakan salah satu solusi dalam rangka memenuhi Sustainable Development Goals (SDGs) atau target-target pembangunan berkelanjutan.
Pada tahun 2018, secara umum terdapat US$148,8 juta investasi swasta, potensi dari sektor syariah juga cukup besar dengan zakat yang besarannya mencapai 4% dari PDB.
CEO PT Mekar Investama Sampoerna Thierry Sanders mengatakan 5 tahun ke depan Indonesia memiliki peluang impact investment mencapai US$23 juta di berbagai sektor.
Meski demikian, Sanders mengatakan ada beberapa tantangan dan risiko yaitu resiko ketidakstabilan mata uang, pajak investor luar negeri yang tinggi, dan mentalitas 'Old School CSR'.
Mentalitas 'Old School CSR' adalah ketika CSR hanya ditujukan semata untuk donasi tanpa mempertimbangkan dampak luas kepada masyarakat.
Country Manager International Finance Corporation (IFC) for Indonesia, Malaysia, and Timor-Leste Azam Khan juga menekankan agar semua harus bisa meningkatkan pemahaman masyarakat dan berdampak posotof.
"Proyek IFC tersebar di beberapa sektor mulai dari pembangkit listrik tenaga matahari dan angin, hingga pembiayaan kepada UMKM, " ujarnya dalam Annual Islamic Finance Conference (AIFC) keempat yang diselenggarakan di Surabaya, Rabu (24/7/2019).
IFC juga berperan dalam pengembangan The Equator Principles (EPS), yakni kerangka kerja pengelolaan risiko untuk menentukan, menilai, dan mengelola risiko lingkungan dan sosial dalam proyek.
Di lain pihak, Director Angel Investment Network Indonesia (Angin) David Soukashing menekankan peran penting investor individu untuk menukung lebih banyak berkontribusi dalam pencapaian SDGs.