Bisnis.com, JAKARTA -- PT PLN (Persero) berencana mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Kepulauan Seribu untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat di daerah tersebut.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) Ikhsan Asaad mengatakan pihaknya telah melakukan penandatangan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan Pemerintah DKI Jakarta pada tiga bulan lalu. Dengan penandatangan tersebut, pengelolaan kelistrikan di Kepulauan Seribu telah beralih ke PLN.
PLN pun melihat potensi-potensi energi baru terbarukan dalam memenuhi kebutuhan listrik di Kepulauan Seribu. PLN menilai PLTS sangat sesuai dikembangkan di Kepulauan Seribu untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat daerah tersebut.
Sebagai langkah awal, PLN berencana melakukan modifikasi dengan meningkatkan kapasitas PLTS Sebira berkapasitas 35 kilowatt peak (kWp) menjadi 200 kWp hingga 300 kWp. Upaya ini dilakukan agar kelistrikan di Kepulauan Seribu tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga saja, tetapi juga kegiatan produksi yang membutuhkan cold storage.
"Nanti daerah-daerah di sana akan kita studi pengembangan EBT [energi baru terbarukan]. Tenaga surya yang paling cocok," katanya, Senin (22/7/2019).
Menurutnya, untuk menjaga keandalan listrik di Kepulauan Seribu, PLN juga sedang membangun transmisi kabel bawah laut untuk mengirim listrik berkapasitas 20 MW hingga 30 MW. Kabel laut tersebut masih ditujukan dari Tanjung Pasir ke Untung Jawa.
Baca Juga
"Pulau-pulau yang sudah nyala listriknya kita ambil alih kewenangan dari Pemda ke PLN. Kami juga lagi bangun kabel laut dan memetakan pengembangan EBT di daerah tersebut," katanya.
Saat ini, beban puncak kelistrikan di Kepulauan Seribu mencapai 3 MW per hari dengan jumlah pelanggan mencapai 700 kepala keluarga (KK). PLN berupaya agar hotel-hotel maupun pelaku bisnis di Kepulauan Seribu yang masih memanfaatkan genset untuk beralih menjadi pelanggan PLN.