Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) fokus pada penanganan pascamunculnya gelembung gas di proyek YYA-1 di Lapangan YY, di area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (ONWJ) pada 12 Juli 2019.
Setelah sembilan hari munculnya gelembung gas di anjungan Lepas Pantai YYA-1 area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (ONWJ), Pertamina meningkatkan upaya penanganan lengkap dengan mendatangkan bantuan personel dan peralatan dari empat area operasi. Empat area operasi Pertamina tersebut, yakni Cilacap, Balongan, Tanjung Priok dan Balikpapan.
Selain itu PHE ONWJ juga berkoordinasi dengan SKK Migas dan instansi terkait untuk dukungan peralatan.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menjelaskan pelibatan personel tambah dari sejumlah wilayah operasi menunjukkan komitmen dan keseriusan perusahaan untuk mengatasi peristiwa di sumur YYA-1. Pertamina memastikan hingga saat ini tidak ada korban jiwa, baik dari pekerja maupun warga yang berada di sekitar operasi saat kejadian.
“Ini wujud responsibility kami pada seluruh proses operasi. Bukan hanya memanfaatkan peralatan teknologi yang memadai, juga SDM yang diterjunkan juga memiliki kapabilitas tinggi,” ujarnya, dalam keterangan tertulis, Minggu (21/7/2019).
Sebelumnya, Pertamina telah mengirim tim tanggap darurat, pengerahan tim penanggulangan, dan sepekan setelah peristiwa telah dikerahkan 7 tim ahli dari berbagai sektor bersama lebih dari 20 kapal dan berbagai peralatan yang mendukung seperti oil boom dan puluhan drum dispersant.
Fajriyah menambahkan, selain penanganan operasi, Pertamina melalui Response Tim PHE ONWJ juga telah melakukan langkah penyelamatan lingkungan bersama warga Desa Sedari, Karawang, Jawa Barat melakukan kegiatan bersih-bersih Pantai Sedari.
“Berbagai upaya cepat dengan memaksimalkan tim di lapangan, agar dapat memperkecil dampak atau risiko baik bagi operasi perusahaan maupun masyarakat dan lingkungan,” tambah Fajriyah.