Bisnis.com, TANGERANG – Pengoperasian landasan pacu (runway) ketiga Bandara Soekarno-Hatta disebut akan menggunakan sistem segregasi atau campuran untuk mengoptimalkan pergerakan pesawat.
Direktur Utama PT Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNI) atau AirNav Indonesia, Novie Riyanto menjelaskan, pola operasi runway ketiga akan dikombinasikan dengan runway kedua.
“Runway dua dan tiga [pola] operasinya menggunakan segregasi dalam kondisi tertentu atau bisa campuran agar bisa mencapai 114 pergerakan per jam,” kata Novie, Minggu (21/7/2019).
Dia menambahkan runway ketiga bisa meningkatkan aspek keselamatan penerbangan apabila dikombinasikan dengan runway kedua. Setelah beroperasi, runway ketiga bisa digunakan untuk prosedur pendaratan (landing) pesawat, sedangkan lepas landas (take off) dilakukan melalui runway kedua.
Saat ini, jika hanya mengandalkan dua runway, kapasitas penerbangan hampir mendekati maksimal dan berisiko mengganggu keselamatan karena pesawat harus antre saat hendak lepas landas maupun mendarat.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Teknik & Operasi PT Angkasa Pura II Djoko Murjatmodjo mengaku akan berkoordinasi dengan The National Air Traffic Agency (NATS) asal Inggris bersama dengan perguruan tinggi dan konsultan dalam negeri untuk melakukan optimalisasi runway ketiga.
Baca Juga
“Kalau mau nyeberang ke runway ketiga dari runway kedua ini berisiko terjadi antrean pesawat. Ini yang akan kami cari solusinya,” kata Djoko.
Runway ketiga Bandara Soekarno-Hatta diharapkan mampu meningkatkan kapasitas dari 81 pergerakan pesawat per jam menjadi 114 pergerakan pesawat per jam. Peningkatan kapasitas diperlukan karena saat ini jumlah pergerakan pesawat sudah melebihi kapasitas runway.