Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Tetap Optimistis Ekonomi RI Menguat, Meski Pangkas Proyeksi 2025 dan 2026

Bank Indonesia (BI) optimistis pada tahun ini ekonomi Indonesia lebih baik dari 2024.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia (LPI) 2024, Rabu (22/1/2025)/tangkapan layar Youtube
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia (LPI) 2024, Rabu (22/1/2025)/tangkapan layar Youtube

Bisnis.com, JAKARTA — Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengaku tetap optimistis terhadap ekonomi Indonesia dapat terus meningkat ke depan, meski pihaknya melakukan revisi ke bawah terhadap proyeksi ekonomi Tanah Air untuk periode 2025 dan 2026.

“Kami Bank Indonesia optimis tahun ini Indonesia akan mencapai kinerja yang lebih baik dari 2024,” ujarnya dalam peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia (LPI) 2024, Rabu (22/1/2025).  

Perry memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2025 akan berada pada rentang 4,7%—5,5%. Angka tersebut lebih rendah dari proyeksi dalam Pertemuan Tahunan BI (PTBI) lalu, yang sebesar 4,8%%—5,6%. 

Begitu pula untuk ekonomi 2026 yang diproyeksikan turun, dari 4,9%—5,7% menjadi 4,8%—5,6% atau dengan nilai tengah dari 5,3% menjadi 5,2%. 

Sejalan dengan hal tersebut, Perry turut optimistis bahwa inflasi akan terus terjaga rendah dalam target Bank Indonesia yang sebesar 2,5%±1%. 

Rupiah juga akan terus dijaga stabil yang sesuai dengan fundamentalnya, serta mendorong perbankan untuk menyalurkan kredit lebih tinggi sehingga mampu tumbuh hingga 13% pada 2025. 

Meski penuh dengan optimistis, Perry menyatakan pihaknya terus mewaspadai gejolak global termasuk persoalan geopolitik yang masih terus berlanjut. “Arah kebijakan BI akan terus diarahkan untuk mendukung stabilitas dan pertumbuhan ekonomi,” jelas Perry. 

Sebagaimana keputusannya dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pekan lalu, yang memangkas suku bunga acuan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 5,75% untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. 

Pemangkasan BI Rate maupun pertumbuhan ekonomi disebutkan sejalan dengan masih turunnya daya beli masyarakat khususnya kelas menengah. 

"Konsumsi rumah tangga lemah, khususnya golongan menengah ke bawah sehubungan belum kuatnya ekspektasi penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja,” ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (15/1/2025). 

Adapun, pemerintah dalam APBN menargetkan pertumbuhan ekonomi yang lebih optimistis sebesar 5,2% pada 2025. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper