Bisnis.com, JAKARTA — PT Jasamarga Japek Selatan, pemegang konsesi proyek jalan tol Jakarta—Cikampek II Selatan menyebutkan bahwa hingga pertengahan Juli 2019, pembebasan lahan pada seksi 3 proyek jalan tol tersebut mencapai 60 persen.
Direktur Utama PT Jasamarga Japek Selatan Dedi Krisnariawan Sunoto mengatakan bahwa saat ini perusahaan terus mengupayakan percepatan pembebasan lahan dengan melakukan identifikasi permasalahan pengadaan tanah di lapangan dan terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait. Tujuannya adalah untuk meminimalisasi kendala agar pembangunan fisik dapat segera dilaksanakan.
"Saat ini, tanah milik instansi pemerintah sudah kami peroleh izinnya dan sudah dimulai pekerjaan fisiknya," ujar Dedi melalui siaran resmi yang diterima Bisnis, Kamis (18/7/2019).
Guna memastikan kelancaran proyek pembangunan jalan tol tersebut, pada Rabu (17/7/2019), Direktur Utama PT Jasa Marga Tbk. (JSMR) Desi Arryani dan Direktur Pengembangan Usaha Jasa Marga Adrian Priohutomo mengadakan kunjungan kerja ke lokasi pengerjaan proyek jalan tol Jakarta—Cikampek II Selatan (Japek Selatan).
Dalam kesempatan ini, Desi memperoleh informasi terkini tentang perkembangan proyek jalan tol tersebut.
Proyek jalan tol Jakarta—Cikampek II Selatan memiliki panjang 62 kilometer yang terdiri atas tiga seksi, yaitu seksi 1 Jati Asih—Setu sepanjang 9,30 kilometer, seksi 2 Setu—Taman Mekar sepanjang 24,85 kilometer), dan seksi 3 Taman Mekar—Sadang sepanjang 27,85 kilometer.
Baca Juga
Desi Arryani menjelaskan bahwa pembangunan jalan tol Japek Selatan dimulai dari seksi 3.
“Dimulai terlebih dahulu sepanjang kurang lebih 27 kilometer dari sisi Sadang ke arah selatan. Progres tanah bagus, sudah mencapai 60 persen. Diharapkan, tahun ini progres [pengadaan] tanah selesai 100 persen. Konstruksi sudah dimulai walaupun masih sangat kecil progresnya. Namun, tetap optimistis bisa selesai akhir tahun depan,” kata Desi.
Kehadiran jalan tol Japek Selatan nantinya dapat memangkas waktu tempuh perjalanan dari Jakarta menuju Cikampek dari sisi selatan. Selain itu, jalan tol itu juga terhubung dengan JORR II dan tol Cipularang (Cikampek—Purwakarta—Padalarang).
Dengan demikian, biaya logistik dapat berkurang karena distribusi barang menuju atau dari wilayah-wilayah yang dilewati kedua jalan tol tersebut.