Bisnis.com, JAKARTA — PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. pada semester kedua tahun ini menargetkan mendapatkan kontrak baru dari sejumlah negara.
Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya Tbk. (WIKA) Mahendra Vijaya menuturkan bahwa perseroan tengah membidik beberapa proyek di sejumlah negara Afrika, Uni Emirat Arab (Dubai), Timur Tengah, Filipina dan Taiwan. Namun, Afrika menjadi wilayah yang ditargetkan menjadi salah satu kontributor untuk bisa mencapai target perolehan kontrak sampai dengan akhir tahun.
“Rwanda saat ini masih dalam proses negosiasi, tapi untuk negara Afrika yang lain seperti Pantai Gading, Senegal, dan Aljazair itu masih menjadi salah satu target utama perolehan kontrak wika,” ujarnya menjawab pertanyaan Bisnis, beberapa waktu yang lalu.
Dia memaparkan, untuk di Pantai Gading dan Aljazair, perseroan akan melakukan pembangunan perumahan rakyat (social housing), di Republik Rwanda akan membangunan pembangunan gedung bank sentral dan Senegal akan dilakukan pembangunan jalan.
“Sampai dengan semester kedua 2019 kami menargetkan dari dua negara di Afrika akan bisa didapatkan perolehan kontraknya dengan total Rp800 miliar,” ujar Mahendra.
Sebelumnya, Direktur Utama WIKA Tumiyana mengungkapkan bahwa tujuan perseroan menyasar negara-negara di kawasan Afrika untuk kontrak luar negeri dikarenakan peluang yang terbuka cukup masih cukup luas.
Baca Juga
Selain itu, pengerjaan proyek luar negeri, sekaligus menguji kemampuan perseroan dalam bersaing di kancah internasional.
“Kami masuk ke area negara yang kemampuan similar atau di bawahnya sehingga laba lebih baik,” kata Tumiyana.
Menurut Tumiyana, proyek luar negeri memiliki kontribusi sebesar 7% terhadap pendapatan perseroan.
Hingga saat ini proyek luar negeri yang nilai kontraknya paling besar yang didapat WIKA ialah proyek pembangunan jembatan di Sarawak, Malaysia.
Dengan proyek tersebut, WIKA mengantongi pendapatan Rp1,3 triliun0. Selain itu, WIKA mendapatkan proyek pengerjaan stasiun moda raya terpadu (mass rapid transit) di Taiwan dengan nilai Rp200 miliar pada April 2019.
Tahun ini, Target yang dibidik dari proyek luar negeri senilai Rp4,5 triliun.