Bisnis.com, JAKARTA -- Pelambatan ekonomi di negara tetangga, Singapura, akan memberi dampak terhadap investasi regional Asia Tenggara namun cenderung terbatas.
Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Fikri C. Permana menyampaikan, dampak pertumbuhan ekonomi Singapura yang turun tidak terlalu besar bagi Indonesia. Menurut Fikri, dampak ini bisa lebih besar bagi negara-negara Asia Tenggara lain.
"Kalau dari segi investasi, lebih besar sentimen negatif terhadap negara ASEAN saja. Karena kita tahu perekonomian paling advanced di Asean, ya Singapura," papar Fikri kepada Bisnis.com, Selasa (16/7/2019).
Sementara itu, dia menyebut dampak langsung kepada Indonesia tidak terlalu besar. Fikri beralasan kondisi ini dipicu oleh ketergantungan Indonesia terhadap ekspor ke Singapura yang makin menurun.
"Ini relatif akan netral karena saya melihat sekarang, ekonomi Indonesia relatif lebih didominasi oleh dovish stance bank sentral dan risiko trade war, dibanding dampak resesi Singapura," terangnya.
Dana Moneter International (IMF) telah memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi Singapura menjadi 2% hingga akhir 2019 karena ketegangan perdagangan global mengurangi permintaan ekspor.
Baca Juga
IMF mengatakan pertumbuhan ekonomi Singapura mungkin akan stabil dalam "jangka menengah" sekitar 2,5%. Pada Mei, IMF memperkirakan pertumbuhan 2,3% hingga akhir 2019, turun 3,2% dari 2018.