Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia menawarkan sejumlah proyek air minum kepada investor Singapura yang tergabung dalam Singapore Water Association.
Kepala Badan Peningkatan Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) Bambang Sudiatno mengatakan bahwa sejumlah proyek SPAM yang sedang disiapkan pun ditawarkan ke investor dari negara tetangga tersebut.
“Ada beberapa proyek Pembangunan SPAM yang sudah siap dibangun oleh Pemerintah Indonesia, di antaranya SPAM Jatigede, SPAM Pekanbaru, SPAM Jatiluhur, SPAM Karian, dan SPAM Kamijoro," ujarnya melalui siaran pers, Selasa (16/7/2019).
Bambang menjelaskan bahwa pengusahaan air minum oleh kalangan badan usaha hanya dapat dilakukan dalam bentuk pengembangan unit air baku, unit produksi, dan unit distribusi.
Selain itu, badan usaha juga dapat berinvestasi teknologi pengoperasian dan pemeliharaan dengan mekanisme kontrak berbasis kinerja. Hal ini diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015.
Manager Business Singapore Water Association Jasinder Sip mengatakan bahwa asosiasi itu memiliki jumlah anggota sekitar 260 perusahaan air minum.
Baca Juga
Dia menyebutkan bahwa tujuan SWA berkunjung ke BPPSPAM adalah untuk mengetahui tata cara kerja sama dengan penyelenggara SPAM di Indonesia.
Jasinder menambahkan bahwa selain menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia (SDM) di bidang air minum, asosiasi ini juga memfasilitasi kerja sama bisnis antaranggota atau antara anggota dengan luar anggota.
SWA juga kerap melakukan promosi teknologi air minum para anggotanya.
Investasi untuk penyediaan air minum tidaklah sedikit. Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat (PUPR) melansir, guna memenuhi akses air minum 100 persen, dibutuhkan investasi sebanyak Rp254 triliun selama 5 tahun.
Dari jumlah itu, APBN hanya bisa memenuhi kebutuhan investasi 26 persen. Sisa kebutuhan pendanaan diharapkan dari APBD dan swasta. APBD mendapat porsi pendanaan terbesar 47 persen karena pemerintah daerah memang mendominasi kepemilikan perusahaan daerah air minum selaku penyedia air minum untuk masyrakat di daerah.
Swasta juga diharapkan terlibat dalam pengusahaan air minum dengan proyeksi penanaman modal Rp49 triliun atau 27 persen.