Bisnis.com, JAKARTA -- PT PLN (Persero) menyatakan beroperasinya sejumlah pembangkit listrik tenaga uap berteknologi ultra supercritical akan mampu menekan penggunaan bahan bakar minyak sebagai energi pembangkitan.
Pada tahun ini, sejumlah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan teknologi ultra supercritical tersebut direncanakan mulai beroperasi dan mampu meningkatkan efisiensi untuk PLN.
Dua di antaranya adalah PLTU Cilacap Jawa 8 berkapasitas 1.000 megawatt (MW) yang ditargetkan mulai beroperasi secara komersial (commercial operation date/COD) pada September 2019 dan PLTU Jawa 7 Berkapasitas 1.000 MW yang akan COD pada Oktober 2019.
Baca Juga
Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Utama PLN Djoko Rahardjo Abumanan mengatakan realisasi penggunaan BBM akan terus mengalami penurunan. Pada 2016, misalnya, realisasi penggunaan high speed diesel (HSD) dan marine fuel oil (MFO) masing-masing sebanyak 12,7 juta kiloliter (KL) dan 4,5 juta (KL). Jumlahnya menurun pada 2017 menjadi 2,7 juta KL untuk HSD dan 855.639 KL untuk MFO.
Adapun pada 2018, jumlahnya sempat mengalami peningkatan menjadi 3,1 juta KL HSD dan 946.516 KL MFO. "Tahun lalu banyak kita bakar BBM. Tahun ini kita sepakat haram hukumnya," katanya kepada Bisnis, Senin (15/7/2019).
Selain dengan pengoperasi PLTU baru, PLN juga akan meningkatkan gasifikasi, pemanfaatan pembangkit listrik tenaga energi baru terbarukan (EBT), biofuell, dan meningkatkan keandalan sistem transmisi serta distribusi.