Bisnis.com, JAKARTA -- Kapasitas dermaga Pelabuhan Manyar atau Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur, akan ditambah hingga menjadi 5,4 juta ton pada 2022.
Dengan kapasitas eksisting produksi sandar kapal di dermaga 1,6 juta ton per tahun dan realisasi arus barang telah di atas 1 juta ton selama 2 tahun terakhir, ekspansi dermaga dinilai sudah mendesak.
Saat ini, terdapat fasilitas dua tambatan (dermaga), crane kapal, dan grab hopper. PT Berlian Manyar Sejahtera (BMS) selaku operator Pelabuhan JIIPE akan menambah dua tambatan dan empat unit railed mobile portal crane (RMPC) untuk mengantisipasi peningkatan berthing occupancy pada waktu mendatang.
"BMS sedang melakukan proses lelang pembangunan dermaga dengan nilai kontrak Rp130 miliar," kata Supervisor Humas PT BMS Fariz Hazmilzam saat dihubungi Bisnis, Selasa (9/7/2019).
Direktur Utama PT BMS Daru Julianto Wicaksono menjelaskan okupansi dermaga (BOR) JIIPE secara bertahap terus menanjak dari rata-rata 54,7% pada 2016 atau tahun pertama Pelabuhan JIIPE beroperasi menjadi 56% pada 2018.
Mengacu pada standard United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), dermaga curah kering yang telah mendekati tingkat keterisian 60% dianjurkan untuk membangun tambahan dermaga agar dapat menjaga performa secara stabil.
"Disinyalir jika lebih dari angka tersebut, waktu tunggu kapal yang akan sandar semakin tinggi," jelasnya.
Dia berharap ekspansi dermaga dapat memperlancar arus logistik nasional sebagaimana dicanangkan oleh induk usaha, PT Pelindo III (Persero), yang ingin pelabuhannya menjadi bagian penting konektivitas arus barang di Indonesia.
PT BMS adalah perusahaan patungan antara PT Pelindo III (Persero) melalui anak perusahaan, PT Berlian Jasa Terminal Indonesia, dengan PT AKR Corporindo Tbk). melalui anak usahanya pula, PT Usaha Era Pratama Nusantara. BJTI menggenggam saham 60%, sedangkan UEPN 40%.