Bisnis.com, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM mengatakan produksi logam setengah jadi dari komoditas besi di Indonesia masih minus atau kurang dari kebutuhan.
Adapun produksi logam setengah jadi dari komoditas besi di Indonesia per tahun yakni 1.33 ton Fe dalam bentuk sponge iron yang diproduksi satu smelter dan 36.367 ton Fe dalam pig iron yang juga diproduksi satu smelter. Sementara itu, kebutuhan riil industri baja dalam negeri mencapai 7,1 juta ton Fe per tahun.
Artinya, produksi logam setengah jadi dari komoditas besi masih kurang 5,73 ton Fe per tahun.
"Untuk jangka panjang, smelter besi masih kurang," kata Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Bambang Gatot Ariyono, Senin (8/7/2019).
Dari sisi hulu, produksi tambang besi pada 2018 mencapai 3,9 juta ton Fe per tahun dalam bentuk bijih besi dan pasir besi serta 3,1 juta ton Fe per tahun dalam bentuk konsentrat besi. Sementara cadangannya mencapai 3 miliar ton .
Bambang mengatakan apabila fasilitas pengolahan dan pemurnian dalam negeri pada 2022 dapat direalisasi, penghentian kegiatan ekspor bahan mentah (raw material) bisa berjalan mulus.
Baca Juga
Berdasarkan rencana pembangunan smelter sampai dengan 2022, akan ada penambahan empat smelter yang mengolah besi dengan kapasitas besi input sebesar 21,82 juta ton per tahun dan kapasitas produksi 7,2 juta ton Fe per tahun.
Empat smelter yang akan ditambah tersebut berlokasi dua di Kalimantan Selatan, satu di Bengkulu, dan satu di Jawa Timur.
"Pada 2022 diharapkan Indonesia dapat menghasilkan produk setengah jadi dari komoditas tembaga, nikel, alumina, timah, emas, perak guna melengkapi seluruh pasokan dalam negeri," tuturnya.