Bisnis.com, MALANG - PT Bentoel Internasional Investama Tbk. (Bentoel Group) menyatakan bahwa perubahan struktur perseroan menjadi holding tidak membuat aktivitas konsultasi manajemen sebagai bisnis utama, tetapi sebagai langkah efisiensi dalam proses produksi.
Head of Government Affairs Bentoel Group Iwan Kaldjat mengatakan bahwa perseroan melakukan konsolidasi terhadap 16 anak perusahaan perseroan menjadi 4 anak usaha yang berkutat di bidang produksi rokok, pengolahan tembakau, logistik, distribusi.
"Walau menjadi entitas holding, perseroan masih melakukan proses produksi rokok," ujarnya kepada Bisnis, Jumat (5/7/2019).
Seperti diketahui, kinerja laporan keuangan perseroan sempat makin bergerak jauh di zona merah dengan angka kerugian pada 2018 yang membesar 26,74% menjadi Rp608,46 miliar dari realisasi tahun sebelumnya senilai Rp480,06 miliar.
Adapun, pada kuartal I/2019 perseroan membukukan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp83,30 miliar.
Presiden Komisaris Independen Bentoel Group Hendro Martowardojo mengatakan pihaknya menargetkan kinerja keuangan perseroan pada akhir tahun ini positif. Maka dari itu, dewan komisaris mengarahkan agar perseroan untuk melakukan efisiensi dan menjual produk lebih banyak.
Bentoel Group adalah perusahaan rokok terbesar kedua di Indonesia. Perusahaan ini berpusat di Jakarta dan Malang. Pada 17 Juni 2009, perusahaan ini diakuisisi oleh British American Tobacco, perusahaan rokok terbesar kedua di dunia dengan saham 85%.
Selanjutnya pada 25 Agustus 2009, BAT menaikkan kepemilikan saham Bentoel Group hingga 99%. Pada awal 2010, BAT Indonesia resmi bergabung dengan Bentoel. Namun, pada 7 September 2011, BAT resmi menjual 13% saham Bentoel ke pihak UBS cabang London.