Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membidik pertumbuhan nilai ekspor sebesar 6% dalam rencana strategis rencana pembangunan jangka menengah nasional (renstra RPJMN) 2020-2024.
Angka ini lebih rendah dari target yang dipasang untuk renstra pada periode 2015-2019 sebesar 10%-12%.
Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan Nilanto Perbowo mengakui target yang dipasang pada 2015-2019 memang terlalu ambisius dan berat untuk direalisasikan. Target tersebut dipasang dengan harapan sejumlah perbaikan di bidang perikanan mampu menggenjot pertumbuhan ekspor.
Kali ini, pihaknya pun mencoba lebih realistis dalam memasang target n ekspor kendati masih tetap dengan optimistme bahwa pertumbuhan ekspor perikanan bisa lebih tinggi dari kecenderung rata-rata pertumbuhan nilai ekpor dunia yang berkisar di angka 3%-4%.
“Ikan kita stok baik, investasi bagus, rule pemerintah, kemudahan, insentif, suasana itu membuat kami optimisi d atas rata-rata growth global,” kata Nilanto, (4/7/2019).
Selain karena alasan di atas, optimisme KKP juga didorong kondisi perikanan di negara lain yang ditengarai mengalami degradasi, khususnya dari segi stok perikanan tangkap. Adapun, kondisi yang terjadi di Indonesia malah diklaim sebaliknya, di mana stok perikanan tangkap mengalami peningkatan.
Sementara itu, berdasarkan catatan Badan Karantian Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (NKIPM) performa ekspor perikanan tercatat mengalami peningkatan sebesar 24% dari Rp32,649 triliun pada semester I/2018 menjadi Rp40,574 triliun pada periode yang sama tahun ini.
Peningkatan nilai ekspor ini selaras dengan penaikan volume ekspor. Secara rinci, volume ekspor perikanan paad semester I/2018 adalah 39,335 juta ekor ikan konsumsi hidup, 379.986 ton ikan konsumsi non hidup, 2,006 miliar ekor komoditas non konsumsi hidup dan 16.467,44 ton ekspor komoditi non-konsumsi non-hidup.
Adapun performa pada semester I 2019 untuk masing-masing komoditas dengan urutan yang sama adalah 40,697 juta ekor, 505.801,03 ton, 2,987 miliar ekor, dan 90.240,68 ton.
Udang, tuna, cumi-cumi, cakalang, rajungan, kepiting, rumput laut, gurita, kakap, dan kerapu masih menjadi komoditas penyumbang ekpor terbesar baik dari sisi volume maupun nilai.
10 negara tujuan ekspor utama Indonesia untuk produk perikanan dan kelautan masih tetap didominiasi oleh Ameirka, China, Jepang, Australia, Singapura, Thailand, Malaysia, Taiwan, Italia, dan Vietnam.
Adapun, tahun ini, KKP memproyeksi nilai ekspor perikanan tangkap bisa mencapai US$5,5 miliar dari estimasi realisasi tahun lalu US$4,861 miliar.
Di sisi lain, nilai impor perikanan Indonesia mengalami peningkatan lebih tinggi dibandingkan ekspor, BKIPM KKP mencatat impor perikanan Indonesia pada semester I/2019 mencapai Rp5,364 triliun atau naik 68% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp3,191 triliun. Peningkatan ini didorong oleh naiknya nilai impor ikan konsumsi meskipun secara volume terjadi penurunan.