Bisnis.com, JAKARTA – Setelah dihadapkan pada kelesuan pasar pada awal tahun, semester II/2019 ini pengembang properti berharap bisa menggenjot penjualan produk-produknya untuk mencapai target prapenjualannya, termasuk pengembang kawasan industri.
General Manager, Corporate Secretary PT Kawasan Industri Jababeka Tbk. (KIJA) Muljadi Suganda mengharap pasar properti bisa berangsur membaik pada semester II/2019.
“Perkembangan industri kan terus bergerak, di kami, permintaanya masuk dari mana-mana, ada perusahaan elektronik, logistik, makanan dan minuman, e-commerce, serta otomotif,” katanya kepada Bisnis, Selasa (2/7/2019).
Jababeka saat ini memiliki dua lokasi kawasan industri di Cikarang, Jawa Barat dan di Kendal, Jawa Tengah, masing-masing luasnya kurang lebih 600 hektare. Okupansi Jababeka secara total dari masterplan ada 5.600 hektare, kini hanya tersisa sekitar 1.200 hektare untuk dikembangkan.
“Dengan regulasi yang sudah ada, perizinan juga semua bisa dijadikan satu, ada one stop service untuk perizinan, investor nggak harus berpikir banyak hal. Pembeli tinggal pilih lahan yang cocok, harga yang cocok, terus hanya lihat bagaimana desain dari pabriknya,” jelasnya.
Adapun, yang membuat daya taik bagi investor untuk masuk ke kawasan industri Jababeka seperti diungkapkan Muljadi adalah infrastruktur yang sudah disiapkan pengembang seperti air, pengelolaan air limbah, estate management, power plan, dan satu-satunya yang punya pelabuhan sendiri.
Baca Juga
Lalu, di Kendal, KIJA juga mengembangkan kawasan industri yang lebih cocok untuk industri yang labor intensive.
“Di sana di samping harga tanahnya lebih murah dari di Cikarang, labor cost-nya juga lebih kompetitif dibandingkan dengan di Jabodetabek atau Jawa Timur. Dekat juga dengan airport dan seaport. Lalu, dengan adanya tol Trans Jawa, Jawa Tengah jadi salah satu pilihan karena bisa distribusi lebih lancar, jadi mau pabriknya di manapun, pengiriman kemana pun tetap lebih mudah,” jelasnya.
Dalam tiga tahun terakhir, kata Muljadi, mengikuti perkembangan industri yang bergantung pada teknologi, Jababeka banyak mendapat permintaan untuk gudang moderen perusahaan logistik yang juga mengelola dagang elektronik dan juga dari perusahaan pusat penyimpanan data untuk lokasi server.
“Intinya semester II/2019 ini, dengan Pemilu sudah selesai, Lebaran juga sudah, mestinya penjualannya bisa digenjot untuk sampai target,” sambungnya.
Menurut catatan Bisnis, pada kuartal I/2019, KIJA sudah mencatatkan total penjualan dan pendapatan konsolidasi senilai Rp584,8 miliar, naik 19% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.