Bisnis.com, JAKARTA - PT Citilink Indonesia akan melakukan ekspansi usaha dengan membuka penerbangan internasional pada semester II/2019 ini. Maskapai berbiaya rendah itu akan menerbangi rute internasional jarak jauh pertamanya ke Frankfurt dan Jeddah.
Tak tanggung-tanggung, rute baru tersebut akan disokong menggunakan pesawat wide body atau berbadan lebar terbaru keluaran Airbus, yakni Airbus A330--900NEO.
Direktur Utama Citilink Indonesia, Juliandra Nurtjahjo menuturkan perusahaannya akan melakukan lompatan bisnis dengan melayani penerbangan jarak jauh pertama pada Oktober dan Desember 2019.
"Lalu lompatan bisnis kita kmelakukan penerbangan jarak jauh dan kolaborasi dengan GA di Oktober adan Desember 2019 denan mendatangkan pesawat wide body Airbus 330-900 NEO. Itu tipe terbaru Airbuss memungkinkan pesawat menumpuh 13.000 km sehingga memanfaatkan optimalisasi dengan membuka rute dengan tahap pengembangan," jelasnya dalam konferensi pers di Kantor Garuda Indonesia, Jakarta, pada Minggu (30/6/2019).
Rute pertama yang akan dilalui adalah menuju Frankfurt Jerman. Alasannya kota tersebut merupakan hub terbesar ketiga di Eropa setelah London dan Amsterdam sehingga penumpang dari Indonesia memungkinkan melanjutkan penerbangan dari kota tersebut.
Dengan rute tersebut, dia mengklaim ini akan menjadi penerbangan jarak jauh pertama yang dilayani dengan rute ke Eropa.
Setelah itu, pada Desember 2019 maskapai pelat merah ini akan melayani rute umrah ke Jeddah dengan jenis pesawat yang sama.
Dalam hitungannya, penerbangan tersebut akan memakan waktu 2 hari dan sudah bisa kembali ke Jakarta.
Rinciannya, Citilink akan menjual kursi kelas premium ekonomi sebanyak 42 seat dan kelas ekonomi 323 seat. "Premium ekonomi tetap masuk ke penerbangan LCC tapi ada pembayaran lebih, terutama kenyamanan selama penerbanganan," terangnya.
Selain itu, rencana bisnis lainnya yakni Citilink akan melanjutkan ekspansi di regional dan internasional dengan menambah rute penerbangan.
"Kita akan terus tambah di semester II/2019, kita sudah siapkan dan tengah diurus perizinanannya, untuk beberapa kota di Australia dan Vietnam," tuturnya.