Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Zona Euro Bertahan di level 1,2%

Inflasi kawasan euro tidak banyak berubah dan tetap berada di bawah target Bank Sentral Eropa pada Juni, meskipun terdapat beberapa kenaikan di luar ekspektasi.
Euro./afr.com
Euro./afr.com

Bisnis.com, JAKARTA - Inflasi kawasan euro tidak banyak berubah dan tetap berada di bawah target Bank Sentral Eropa pada Juni, meskipun terdapat beberapa kenaikan di luar ekspektasi.

Tingkat pertumbuhan untuk bulan ini tercatat sebesar 1,2%, sejalan dengan perkiraan para ekonom. 

Sektor pengukuran inti (core measure), tidak termasuk energi, makanan dan tembakau, naik hingga 1,1%. Target ECB adalah untuk mengembalikan inflasi hingga di bawah 2% dalam jangka menengah.

"Pertumbuhan harga yang lebih rendah dan risiko penurunan dari ketegangan perdagangan global telah mendorong ECB untuk mempertimbangkan menambah lebih banyak stimulus moneter bagi perekonomian," seperti dikutip melalui Bloomberg, Jumat (28/6).

Gubernur ECB Mario Draghi mengatakan pekan lalu bahwa para pejabat akan bertindak jika prospek tidak membaik, memicu spekulasi bahwa suku bunga akan dipotong lebih jauh dari rekor terendah pada musim panas ini.

Blok ekonomi yang terdiri dari 19 negara tersebut telah menciptakan lebih dari 10 juta pekerjaan sejak periode terburuk dari krisis utangnya, saat ini tingkat penerimaan kerja berada pada level tertinggi. 

Upah juga meningkat relatif cepat, menciptakan kondisi yang sesuai menyusul kenaikan harga yang lebih tinggi.

Namun inflasi tetap lemah karena tren di mana bisnis lebih suka mengorbankan margin mereka sendiri daripada menaikkan harga.

Jika harga gagal naik selama masa booming kali ini, kesempatan yang sama tidak akan hadir dua kali selama perlambatan ekonomi.

Pertumbuhan zona euro terlihat hanya berada pada kisaran 1,2% tahun ini, kurang dari setengah angka 2017, dan serangkaian indikator baru-baru ini menunjukkan bahwa target ini masih merupakan perkiraan yang optimis.

Indikator sentimen utama zona euro yang diterbitkan pada Kamis (27/6), berada di bawah ekspektasi dan indeks IFO Jerman turut dilaporkan mengecewakan.

Angka-angka hanya memperkuat harapan yang sudah tersebar luas bahwa ECB akan memangkas suku bunga baik pada bulan Juli atau September dan meletakkan dasar untuk memulai kembali pembelian aset.

Dukungan semacam itu pasti akan mendorong biaya pinjaman lebih rendah tetapi mungkin gagal memberikan stimulus signifikan karena imbal hasil obligasi sudah mendekati rekor tertinggi.

Imbal hasil obligasi Jerman bertenor sepuluh tahun berada pada -0,30% dan Perancis juga negatif. 

Ini menunjukkan bahwa dukungan terbesar akan datang di pinggiran zona euro, terutama Italia, di mana imbal hasil masih relatif tinggi, yang mencerminkan utang publiknya yang besar.

ECB selanjutnya akan bertemu pada 25 Juli, sementara para investor terpecah pada apakah bank akan menarik pemicu pada stimulus atau menunggu sampai pertemuan 12 September.

Perlu diingat pula, masa kepemimpinan Draghi di bank sentral akan berakhir pada Oktober tetapi para pemimpin Eropa belum menunjuk penggantinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper