Bisnis.com, JAKARTA - Setelah diluncurkan dua bulan lalu dan diuji coba pemakaiannya pada 50 mesin pertanian dan kendaraan dinas, Kementerian Pertanian (Kementan) mengklaim bahwa penggunaan B100 sebagai bahan bakar kendaraan lebih hemat dibandingkan dengan penggunaan bahan bakar lainnya.
Seperti diketahui, pada 15 April 2019, Kementan meluncurkan B100 atau bahan bakar yang berasal dari 100 persen Crude Palm Oil (CPO) dengan rendemennya 87%.
Unggul, salah seorang pengendara mobil dinas jenis Hiace mengungkapkan bahwa selama dua bulan menggunakan B100, dia tidak mengalami perbedaan dengan pemakaian bahan bakar DEX yang sebelumnya digunakan.
“Sama saja sih tarikannya, semua sama, cuma bedanya lebih irit” ujarnya. [Contohnya] dengan kondisi yang sama, kalau dulu saya pakai DEX maximal 10 km/liter, sejak saya pakai B100 saya bisa menempuh maximal 13 km/liter," katanya seperti dikutip dari keterangan resmi, Rabu (26/6/2019).
Senada, Tito, pengendara mobil dinas yang setiap harinya menempuh jarak pulang pergi Jakarta – Serpong Gunung Sindur sejauh 96 km juga menilai bahwa penggunaan B100 jauh lebih hemat dibandingkan dengan menggunakan solar.
“Sejak saya pakai ini jatuhnya lebih hemat. Saya cukup tiga hari sekali mengisi tangki dengan maximal 25 liter tiap pengisian," ujarnya.
Untuk perawatan kendaraan, para pengendara mobil dinas Kementan menyatakan perawatan mobil yang menggunakan B100 sama saja dengan perawatan mobil menggunakan bahan bakar lain.
Hendra, selaku penanggung jawab SPBU B100 di Kementan menyatakan bahwa penggunaan B100 sudah rutin dilakukan.
“Sehari biasanya ada pengisian sekitar 200-300 liter untuk mobil dinas,” tuturnya.
“Kalau sudah rutin dilakukan pengisian setiap harinya, berarti tidak ada kendala di pengendara,” lanjutnya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan uji coba penggunaan B100 akan dilakukan secara bertahap dalam kurun waktu 1 tahun-2 tahun ke depan.
B100 juga diklaim lebih efisien 40% dibandingkan dengan bahan bakar fosil seperti solar. Jika 1 liter solar hanya dapat menempuh jarak 9,4 kilometer, dengan menggunakan B-100 dimungkinkan menempuh jarak hingga 13 kilometer/liter.
Amran juga penggunaan B100 diyakini akan lebih murah, ramah lingkungan, dan dapat mensejahterakan petani sawit, serta tentunya jika sudah optimal digunakan, maka diharapkan penggunaan B100 dapat menghemat devisa negara hingga Rp100 triliun.