Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jusuf Kalla Risaukan Keberanian PLN dan Pertamina Eksekusi Proyek Strategis

PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero) dinilai kehilangan keberanian dalam mengeksekusi proyek strategis.
Wakil Presiden Jusuf Kalla. JIBI/Bisnis/Anggara Pernando
Wakil Presiden Jusuf Kalla. JIBI/Bisnis/Anggara Pernando

Bisnis.com, JAKARTA – PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero) dinilai kehilangan keberanian dalam mengeksekusi proyek strategis.

Kegelisahaan Wakil Presiden Jusuf Kalla akan keberanian dua perusahaan energi ini mengeksekusi proyek strategis ditunjukkan sejak hari pertama kerja pascalibur panjang Idulfitri 2019.

Sambil bersilahturahmi dengan Presiden Joko Widodo pada Selasa (11/6/2019), pasangan Presiden dan  Wakil Presiden 2014-2019 ini kemudian memanggil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignatius Jonan.

 “Kami bicarakan keadaan sekarang tentang bagaimana ekonomi lebih bergerak. Kami memanggil Menteri Jonan [untuk membicarakan] bagaimana menggerakan lagi energi, bagaimana meningkatkan produktivitas, bagaimana pertamina,” katanya.

Pada pekan pertama kerja setelah Idulfiti itu juga sebelum bertolak ke Jepang, Jusuf Kalla kemudian memanggil Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar. Ia juga menerima Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan yang membawahi sektor energi. Topiknya masih sama, bagaimana bisnis energi terutama yang digerakan oleh Pertamina dan PLN dapat segera dieksekusi.

“Kita ingin meningkatkan investasi dibidang energi,” kata Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Selasa (25/6/2019).

Semangat Bisnis

Jusuf Kalla, yang pada masa mudanya merupakan pengendali Grup Bukaka dengan salah satu bisnisnya adalah energi  menambahkan rendahnya semangat bisnis di Pertamina dan PLN belakangan ini dikarenakan terjeratnya para pimpinan perusahaan dalam kasus korupsi. Kebijakan yang ditetapkan oleh Direktur Utama kedua perusahaan berakhir pada meja pesakitan mufakat korupsi.

“Sofyan Basir ditahan itu terjadi kelesuan di PLN , juga di Pertamania dimana Keren [Agustiawan ditetapkan bersalah oleh pengadilan].  Maka mereka sangat hati-hati. Sehingga mereka tidak  berani ambil kebijakan,” katanya.

Jusuf Kalla mengharapkan para menteri bidang energi mengambil peran besar untuk mendorong kedua perusahaan meningkatkan lagi keberaniannya dalam berbisnis.

“Saya panggil Pak Menteri [Lhut, Jonan dan Archandra] untuk lebih tetap meningkatkan spirit daripada PLN dan Pertamina. Kita harap mereka tetap [berbisnis dengan ekspansi],” katanya.

 Diberitakan Bisnis.com sebelumnya, kinerja hulu minyak dan gas bumi hingga kuartal I/2019 belum memuaskan dan terlihat masih jauh dari target yang ditetapkan. Untuk kinerja produksi migas, investasi, ataupun pemboran sumur eksplorasi maupun pengembangan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat pencapaian lifting migas sebesar 1,814 juta barrel of oil equivalent per day (boepd) selama Kuartal I/2019 atau 94.6% dari target APBN 2019 sebesar 2,205 ribu boepd.

Dari sisi investasi, kinerjanya tercatat senilai US$2,22 miliar pada kuartal I/2019 atau mengalami pertumbuhan sebesar 10% dibandingkan dengan realisasi investasi periode sama tahun lalu.

Tetapi realisasi investasi pada kuartal pertama tahun ini, baru memenuhi sekitar 15 persen  dari target investasi 2019 senilai US$14,7 miliar.

Deputi Operasional SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengatakan kinerja hulu migas sulit diukur dalam hitungan per kuartal, seperti halnya investasi. "Karena makin ke belakang, makin besar biasanya," katanya.

Sementara itu,  di sektor kelistrikan untuk 2019, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan (Ditjen Gatrik) menargetkan investasi sebesar US$12,04 miliar. Target ini  lebih rendah dibandingkan target investasu RUPTL 2018 sebesar US$12,2 miliar. Penurunan rencana investasi ini disebabkan adanya penyesuaian nilai investasi akibat perubahan-perubahan COD (commercial operation date) yang menyesuaikan dari RUPTL (rencana usaha penyediaan tenaga listrik).

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggara Pernando
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper