Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian diminta mempercepat pemberian lisensi kepada produsen yang dapat mengerjakan produksi ban vulkanisir, sebagai salah satu langkah meningkatkan serapan komoditas karet.
Ketua Umum Dewan Karet Indonesia (Dekarindo) Azis Pane mengatakan bahwa industri vulkanisir khususnya ban, berpotensi untuk berkembang memenuhi permintaan di dalam negeri. Pasalnya, harga produknya lebih kompetitif dibandingkan ban baru.
Pada akhir tahun lalu, serapan karet industri vulkanisir naik tipis 1,01% menjadi 159,2 juta ton karet alam. Adapun, industri vulkanisir berkontribusi sebesar 58,51% atau 93,1 juta ton.
"Oleh karena itu kami berharap Kementerian Perindustrian dapat cepat memberikan lisensi kepada produsen yang dapat mengerjakan produksi ban vulkanisir," ujarnya, Selasa (25/6/2019).
Menurutnya, produsen ban vulkanisir yang selam ini menggunakan hot process harus dibina untuk dapat memproduksi ban vulkanisir menggunakan cold process melainkan ditutup.
Seperti diketahui, ada dua cara dalam membuat ban vulkanisir yakni hot process dan cold process. Hot process merupakan menempelkan lapisan karet luar yang telah diukir dengan cara dipanaskan dengan badan ban utama. Adapun, cold process menempelkan lapisan karet luar tersebut dengan adhesi super kuat.